Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Panic Buying Ramai-Ramai Borong Minyak Goreng, YLKI: Strategi Pemasarannya Salah

Oktiani Endarwati , Jurnalis-Senin, 24 Januari 2022 |15:51 WIB
<i>Panic Buying</i> Ramai-Ramai Borong Minyak Goreng, YLKI: Strategi Pemasarannya Salah
Minyak goreng murah (Foto: Antara)
A
A
A

JAKARTA - Minyak goreng murah yang disalurkan ke toko ritel habis diborong masyarakat. Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menetapkan kebijakan satu harga minyak goreng sebesar Rp14.000 per liter selama enam bulan ke depan.

Baca Juga: Berburu Minyak Goreng Rp14.000! Emak-Emak Tak Ingin Kehabisan, Rela Antre Sebelum Toko Buka

Sayangnya, banyak masyarakat yang membeli minyak goreng dalam jumlah banyak karena ketakutan tiba-tiba akan kekurangan atau terjadi kenaikan harga di waktu yang akan datang atau panic buying.

Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menilai terjadinya perilaku panic buying oleh konsumen dalam membeli minyak goreng satu harga disebabkan oleh beberapa hal.

Baca Juga: KPPU Ungkap 4 Produsen Besar Minyak Goreng Kuasai Pasar Indonesia

Pertama, ini merupakan bentuk kesalahan strategi marketing pemerintah dalam membuat kebijakan publik. Dia menilai kegagalan pemerintah dalam membaca perlaku konsumen Indonesia.

Kedua, dari sisi konsumen, perilaku panic buyin juga merupakan fenomena yang anomali dan cenderung sikap yang egoistik, hanya mementingkan kepentingannya sendiri.

"Terkait hal ini, menurut keterangan Aprindo, stok minyak satu harga makin menipis. Seharusnya pemerintah membatasi pembelian, misalnya konsumen hanya boleh membeli 1 bungkus/satu liter saja," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (24/1/2022).

YLKI menduga intervensi pemerintah dalam harga minyak goreng tidak akan efektif, sebab salah strategi. "Tidak menukik pada hulu persoalan yang sebenarnya, yakni adanya dugaan praktik kartel di pasar minyak goreng," jelas Tulus.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement