JAKARTA - Raja Salman dari Arab Saudi dan Presiden AS Joe Biden tengah membahas pasokan minyak dunia dan perkembangan di Timur Tengah. Melalui telepon, kedua pemimpin tersebut juga membahas konflik di Iran dan Yaman.
"Kedua pemimpin berkomitmen untuk memastikan stabilitas pasokan energi global", kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
Salman juga berbicara tentang menjaga keseimbangan dan stabilitas di pasar minyak dan menekankan perlunya mempertahankan perjanjian pasokan OPEC+, kata kantor berita negara SPA.
OPEC+ sepakat pekan lalu untuk tetap pada kenaikan moderat dalam produksi minyaknya dengan kelompok itu berjuang untuk memenuhi target yang ada dan waspada dalam menanggapi seruan pada kapasitasnya yang tegang untuk lebih banyak minyak mentah dari konsumen utama guna membatasi lonjakan harga.
Harga minyak mentah global, yang telah reli sekitar 20% tahun ini, kemungkinan akan melampaui 100 dolar AS per barel, karena permintaan yang kuat dan pukulan yang lebih lemah dari perkiraan terhadap permintaan dari varian virus corona Omicron, kata para analis.
Minyak mentah Brent, patokan internasional ditutup hampir satu% lebih tinggi menjadi 91,55 dolar AS per barel pada Rabu (9/2/2022).
Harga minyak yang tinggi merupakan risiko bagi pemerintahan Biden menjelang pemilihan kongres pada November di mana rekan-rekan Demokratnya akan mempertahankan mayoritas tipis di Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat AS.