Dua hari sebelumnya, Abramovich menyatakan dirinya memberikan pengelolaan dan perawatan klub sepak bola Chelsea FC para wali amanat (trustees) Yayasan Amal Chelsea.
Di tengah sorotan atas invasi Rusia terhadap Ukraina, aset-aset milik konglomerat itu diangkat.
Namun, belum diketahui apakah pria Abramovich akan dikenai sanksi sebagai bagian dari aksi hukuman terhadap Rusia yang dijatuhkan pemerintah Inggris.
Awal pekan ini, politisi Partai Buruh, Chris Bryant, mengatakan kepada para anggota parlemen Inggris bahwa dirinya memegang bocoran dokumen Kementerian Dalam Negeri yang mengindikasikan Abramovich seharusnya tidak dibiarkan berbasis di Inggris.
Kantor perdana Menteri Inggris menyatakan tidak akan terseret ke dalam pergunjingan mengenai Abramovich di Majelis Rendah.
Manajer Chelsea, Thomas Tuchel, mengatakan bahwa "ada banyak ketidakpastian mengenai situasi klub kami" menyusul invasi Rusia ke Ukraina.
Sejak Abramovich menjadi pemilik Chelsea, klub tersebut telah dua kali memenangi Liga Champions, dua kali menyabet gelar juara Liga Primer, lima kali tampil sebagai juara Piala FA, dua kali sebagai kampiun Liga Eropa, dan tiga kali memenangi Piala Liga.
Pada Agustus 2021, klub itu menjuarai Piala Super UEFA dan baru-baru ini memenangi Piala Dunia Antarklub untuk pertama kalinya. Itu artinya, the Blues julukan Chelsea FC telah meraih semua piala sejak Abramovich membeli klub tersebut.
Desakan agar aset-aset Abramovich disita. Sorotan terhadap Abramovich baru-baru ini mengemuka di parlemen Inggris.
Kali ini yang menyorot adalah politisi Partai Buruh, Chris Bryant, yang menyatakan pemerintah Inggris seharusnya menyita aset pemilik Chelsea itu karena dugaan korupsi.
Alasan yang dikemukakan anggota parlemen Partai Buruh itu tidak secara spesifik berhubungan dengan sanksi yang dijatuhkan kepada para individu dan entitas Rusia sesudah Presiden Putin memerintahkan invasi ke Ukraina.
Namun hal ini kembali diangkat sesudah Rusia menyerbu negara itu.