Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Fakta-Fakta Harga Daging Sapi Mahal hingga Pedagang Tetap Mogok, Nomor 4 Biang Keroknya

Shelma Rachmahyanti , Jurnalis-Minggu, 06 Maret 2022 |04:45 WIB
Fakta-Fakta Harga Daging Sapi Mahal hingga Pedagang Tetap Mogok, Nomor 4 Biang Keroknya
Harga daging sapi naik (Foto: Antara)
A
A
A

3. Tembus Rp130 Ribu per Kilogram

Harga daging sapi di beberapa daerah mulai merangkak naik. Di Pasar Modern Angsoduo Baru, Pasar, Kota Jambi, harga daging sapi pun mengalami kenaikan.

Semula, harga daging sapi hanya Rp120 ribu per kilogram, kini naik Rp10 ribu menjadi Rp130 ribu. Bahkan, menjelang lebaran Idul Fitri tahun ini, harga daging sapi diperkirakan tembus Rp150 ribu per kilogram.

Menurut Hadi Nasir, salah seorang pedagang daging di Pasar Angsoduo Baru, Jambi, kenaikan harga daging sapi ini kerap terjadi menjelang datangnya bulan suci Ramadan dan puncaknya terjadi pada Hari Raya Idul Fitri di setiap tahunnya.

"Saat ini saja, harga daging sapi di Jambi sebelum puasa sudah Rp130 ribu per kilogram. Sebulan ini naik Rp10 ribu per kilogram," ungkapnya.

4. Penyebab Harga Mahal

Ketua Jaringan Pemotongan dan Pedagang Daging Indonesia (Jappdi) Asnawi mengungkapkan alasan tingginya harga daging sapi di Indonesia.

Dia menyebut, hal itu disebabkan karena harga di Australia yang tinggi, serta kurangnya pasokan dari negara tersebut.

"Masalahnya, di Australia, daging sapi sudah mengalami kenaikan harga. Cuma persoalannya, Indonesia ini menjadi pasar dunia yang dikuasai hanya satu negara eksportir sapi, yakni Australia. Jadi mau tidak mau, suka tidak suka, apa kata mereka (Australia), pihak importir ngikut aja," terang Asnawi saat dihubungi MNC Portal Indonesia.

5. Kebutuhan Sapi Siap Potong 93% Berasal dari Australia

Asnawi menjelaskan, kebutuhan sapi siap potong di tiga provinsi di Indonesia yaitu Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, 93% di antaranya berasal dari Australia.

Sementara dari sapi lokal hanya 7%.

"Dari tingginya kebutuhan sapi impor itu, persoalannya, pasokan sapi dari Australia berkurang karena pengurangan kapasitas ekspor di negara itu yang mestinya 80% menjadi hanya 44%," jelasnya.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement