JAKARTA - Lembaga keuangan raksasa dan investasi global, Goldman Sachs Group Inc dan JPMorgan Chase & Co mengumumkan akan menghentikan operasionalnya di Rusia.
Keduanya menjadi perusahaan perbankan besar pertama Amerika Serikat yang memutuskan untuk meninggalkan Rusia, pasca-pengumuman 'operasi khusus' Kremlin atas Ukraina.
Keputusan ini merupakan bagian dari keikutsertaan perusahaan terhadap sanksi negara-negara Barat terhadap Negeri Beruang Merah.
"Goldman Sachs menghentikan bisnisnya di Rusia sesuai dengan persyaratan peraturan dan perizinan," kata juru bicara Goldman Sachs, dikutip dari Reuters, Jumat (11/3/2022).
BACA JUGA:IMF Waspadai Perang Rusia-Ukraina Turunkan Pertumbuhan Ekonomi Global
Sementara, JPMorgan Chase, bank terbesar di Amerika Serikat (AS), juga mengumumkan akan secara aktif melepas bisnisnya di Rusia dan berpikir untuk memulai kembali aktivitas bisnis mereka di sana.
"Aktivitas saat ini terbatas, dan kami berupaya membantu klien kami di tingkat global untuk mengelola risiko terkait Rusia, bertindak sebagai pelindung klien dan menjaga karyawan kami," kata JPM.
Setelah operasi khusus Rusia ke Ukraina akhir bulan lalu, sekitar setengah dari karyawan Goldman Sachs di Moskow telah pindah atau bergeser ke Dubai, menurut tiga sumber yang mengetahui masalah tersebut. Saat ini, lembaga itu memiliki sekitar 80 anggota staf yang tersisa di Moskow.
BACA JUGA:WHO Peringatkan Perang Rusia-Ukraina Picu Kesehatan Terburuk, Tularkan Covid-19 hingga Campak
Perusahaan akan melakukan perampingan sumber daya manusia di area baru tempat relokasi staf mereka. Sementara, pemimpin cabang Goldman di Rusia diketahui masih berada di Moskow.
Goldman Sachs tercatat memiliki eksposur kredit tahunan di Rusia mencapai USD650 juta.
Sanksi internasional membuatnya berpikir panjang untuk tetap menginjakkan kaki di bekas negara Soviet itu.
(Zuhirna Wulan Dilla)