Namun, Soedomo tak peduli dan terus melanjutkan kerjanya.
Dia mendatangkan mesin roasting kopi dari Jerman, ada banyak efisiensi yang bisa dilakukan. Artinya ada banyak penghematan.
Menurutnya, itu agar kapasitas produksi juga bisa ditingkatkan.
Dengan efisiensi di satu sisi, serta peningkatan kapasitas produksi di sisi yang lain, Soedomo yakin, investasi di mesin roasting itu bisa segera kembali modal.
Soedomo pun memberitahu sempat ada tawaran untuk Kapal Api punya kebun sendiri.
Ajakan itu datang dari pemerintah yang akan memberi fasilitas pendanaan melalui Bank Bumi Daya.
“Saya sempat bilang, bagaimana kalau gagal? Sebab saya tidak punya pengalaman berkebun kopi,” bebernya.
Karena itu suatu keharusan, Soedomo melaksanakan. Tapi, tidak mau asal membangun perkebunan kopi.
Untuk itu ia pergi ke sejumlah negara untuk studi banding. Yang utama dia datangi negeri Belanda.
“Sudahlah. Pendek kata, kalau mau tahu bagaimana Indonesia di masa lalu, pergilah ke Belanda, terutama di Pusat Arsip Nasional Belanda,” katanya.