Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Soal Sengketa Nikel RI dengan Uni Eropa, Wamendag: Kita Terus Berupaya Menang di WTO

Antara , Jurnalis-Jum'at, 18 Maret 2022 |14:11 WIB
Soal Sengketa Nikel RI dengan Uni Eropa, Wamendag: Kita Terus Berupaya Menang di WTO
Wamendag Jerry Sambuaga soal Nikel. (Foto: Okezone.com/Kemendag)
A
A
A

JAKARTA - Ketua Delegasi RI pada sengketa nikel antara Indonesia dengan Uni Eropa, Jerry Sambuaga menegaskan bahwa Indonesia akan berjuang melawan tuntutan Uni Eropa. Di mana sikap ini merupakan tindakan tegas dari Presiden Jokowi.

Menurut jerry, tekad presiden didasari oleh beberapa hal yang terkait dengan kepentingan ekonomi politik nasional. Pertama, perjuangan melawan Uni Eropa di WTO akan ditujukan untuk menunjukkan kedaulatan Indonesia dalam membentuk dan mengimplementasikan hukumnya sendiri.

Baca Juga: Indonesia 'Raja' Nikel Dunia, Ini Buktinya

Indonesia berhak mengatur kebijakan ekspor sumber dayanya dan itu harus dihormati oleh negara lain. Ini sesuai dengan prinsip penghormatan kedaulatan yang menjadi dasar hubungan antar negara.

Kedua tekad presiden dalam soal nikel berkaitan dengan terbatasnya nikel itu sendiri di alam. Nikel adalah barang tambang yang tidak terbarukan sehingga penambangan dan pengelolaannya harus diatur secara cermat dengan mempertimbangkan banyak hal.

Baca Juga: Kalahkan Lumpur Lapindo! RI Ternyata Punya 'Harta Karun' Nomor 1 Dunia yang Bikin Jokowi Pasang Badan

"Ada isu critical shortage, ada isu lingkungan, isu ekonomi nasional dan isu sosial. Jika tidak berhati-hati, Indonesia yang saat ini mempunyai cadangan nikel terbesar di dunia suatu saat bisa jadi malah tergantung dari negara lain," ujarnya, dikutip dari Antara, Jumat (19/3/2022).

Dengan dua alasan dasar tersebut, Pemerintah di bawah Presiden Joko Widodo, berusaha mengatur perdagangan nikel. Di saat yang sama upaya hilirisasi terus digenjot agar nilai tambah dari nikel menjadi optimal.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement