"Harga minyak goreng Rp23.900 per liter sangat memberatkan buruh, petani, nelayan, pedagang kaki lima, miskin desa, miskin kota, pengangguran. Bahkan tidak hanya mahal. Tetapi juga langka dan rakyat harus mengantri seperti pengemis," bebernya.
Padahal saat ini Indonesia masih menjadi produsen minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) terbesar di dunia, dengan angka produksi 40 juta ton lebih per tahun.
BACA JUGA:Mafia Minyak Goreng Diumumkan Hari ini, Siapa Pelakunya?
Atas dasar itu, buruh mengutuk keras Menteri Perdagangan dan Menko Perekonomian, yang tidak bisa mengendalikan negeri penghasil CPO terbesar dunia, karena minyak goreng saat ini langka dan mahal.
“Kami menuntut Menteri Perdagangan diganti karena telah gagal mengendalikan harga," tandasnya.
Said mengatakan, aksi ini adalah aksi awalan yang dilakukan oleh kaum buruh dan petani.
Jika tuntutannya tidak dipenuhi, Partai Buruh bersama Serikat Buruh dan Serikat Petani akan melakukan aksi lanjutan yang lebih besar dan meluas di seluruh Indonesia.
(Zuhirna Wulan Dilla)