JAKARTA - Nabi Muhammad SAW dalam berdagang hingga berbisnis selalu ingat Allah SWT. Sebagai seorang saudagar, Muhammad selalu 'berniaga' dengan Allah SWT. Sesibuk apapun Muhammad dengan urusan perniagaan, Muhammad tidak pernah lalai mengingat Allah.
Demikian dilansir dari Buku Bisnis Ala Nabi karya Mustafa Kamal Rokan, Jakarta, Kamis (31/3/2022).
Kesuksesan Muhammad sebagai saudagar ditopang oleh etika yang dewasa ini disebut sebagai key success factor (faktor kunci kesuksesan); yaitu al-shiddiq (benar, jujur), al-amanah (tepercaya, kredibel), al-tabligh (komunikatif, transparan) dan alfathanah (cerdas, profesional).
Selain itu, Muhammad juga membawa serta Allah ke dalam pasar. Demikian pula saudagar-saudagar lain, semisal sahabat-sahabat di sekeliling Muhammad.
Potret saudagar semacam inilah yang berlangsung di pasar-pasar Rasulullah. Hal ini difirmankan Allah SWT dalam QS An-Nur (24): 37 bahwa Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual-beli dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan shalat dan (dari) membayarkan zakat, mereka takut pada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi berguncang.
Adanya penghargaan dan dukungan firman Allah dalam ayat di atas sekaligus menyiratkan adanya perintah untuk me majukan perniagaan sebagai aktivitas ekonomi yang bergerak pada sektor riil.