Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Roman Abramovich: Anak Yatim Piatu yang Jadi Miliarder, Berapa Kekayaannya?

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Kamis, 31 Maret 2022 |16:07 WIB
Kisah Roman Abramovich: Anak Yatim Piatu yang Jadi Miliarder, Berapa Kekayaannya?
Roman Abramovich (Foto: Instagram)
A
A
A

Setelah itu Abramovich dibesarkan oleh keluarga dekatnya, menghabiskan waktu di Komi, di wilayah barat laut Rusia, dengan hidup serba hemat dan suhu musim dingin di titik terendah.

"Sejujurnya saya tidak bisa menyebut masa kecil saya buruk," akunya kepada Guardian dalam sebuah wawancara yang jarang terjadi. Di masa kecil Anda, Anda tidak dapat membandingkan banyak hal: makan sepotong wortel, makan satu permen, keduanya enak. Sebagai seorang anak, Anda tidak bisa membedakannya," katanya.

Dia meninggalkan bangku sekolah pada usia 16 tahun, bekerja sebagai mekanik dan berdinas sebagai tentara Rusia sebelum jualan mainan plastik di Moskow.

Dia beralih ke bisnis parfum dan deodoran, lalu membangun pundi-pundi kekayaannya karena pintu keterbukaan dibuka lebar-lebar oleh pemimpin Uni Soviet saat itu, Mikhail Gorbachev, yang memungkinkan lebih banyak ruang bagi pengusaha.

Nasib baik setelah Uni Soviet runtuh

Keruntuhan Uni Soviet, dan karenanya ada kebijakan negara atas berbagai aset mineral, memberikan lebih banyak peluang, dan pada pertengahan usia 20-an, Abramovich mendapat keberuntungan lebih lanjut.

Dia mengambil alih perusahaan minyak Sibneft dari pemerintah Rusia dalam lelang yang penuh kecurangan pada 1995 dengan harga sekitar USD250 juta.

Dia kemudian menjualnya kembali kepada pemerintah seharga USD13 miliar pada 2005. Tim pengacaranya mengatakan tidak ada dasar untuk menuduh Abramovich menumpuk kekayaan berlimpah melalui tindak kriminal. Namun, pada 2012, dia mengaku di pengadilan Inggris bahwa dia melakukan pembayaran yang berindikasi korupsi untuk memuluskan kesepakatan akuisisi Sibneft.

Dia terlibat dalam "perang aluminium" pada 1990-an, di mana kaum oligark - mereka yang meraih kekayaan berlimpah dan kekuatan politik setelah runtuhnya Soviet - bertarung untuk menguasai industri yang luas ini.

"Setiap tiga hari, seseorang dibunuh," ungkap Abramovich pada 2011, seraya menambahkan bahwa ancaman terhadap keselamatannya membuatnya enggan terlibat.

Tapi Abramovich nantinya membuktikan ketangguhannya sendiri, menghasilkan ratusan juta poundsterling di tengah kekacauan.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement