CHICAGO - Harga emas melemah pada akhir perdagangan Kamis. Emas tertekan penguatan dolar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Namun demikian permintaan safe-haven akibat perang di Ukraina dan potensi dampaknya terhadap ekonomi global menahan penurunan emas lebih lanjut.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange jatuh USD7,4 atau 0,38% menjadi USD1.948,20 per ounce. Emas berjangka tergelincir USD3,4 atau 0,17% menjadi USD1.955,60 pada Rabu (20/4/2022).
Baca Juga: Harga Emas Antam Lagi Turun Jadi Rp1.007.000
Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun kembali pada tren kenaikan setelah jatuh dari tertinggi tiga tahun pada Rabu (20/4/2022). Imbal hasil obligasi AS telah menguat di atas ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan secara agresif menaikkan suku bunga.
"Karena level kritis USD2.000 tidak tertembus, orang mungkin memutuskan untuk mengambil keuntungan dan memindahkan dana ke ekuitas atau bahkan surat utang jangka pendek," Direktur Pelaksana GoldSilver Central Brian Lan, dikutip dari Antara, Jumat (22/4/2022).
Baca Juga: Naik, Harga Emas Hampir Dijual USD2.000/Ounce
Emas akan terlihat berkonsolidasi dalam waktu dekat dan saat ini melakukannya di sekitar USD1.940-1.960 per ounce.
Logam kuning mendekati angka USD2.000 awal pekan ini, karena kekhawatiran seputar perang di Ukraina yang dipicu oleh invasi Rusia pada 24 Februari dan meningkatnya tekanan inflasi yang memberikan dorongan pada aset-aset safe-haven.