"Rp150 ribu nih sekilo. Susah turunnya. Dari Rumah Potongnya udah mahal. Ini juga saya ambil untungnya dikit," jawab Galang selaku pedagang.
"Yaudah sekilo aja saya beli, mau gimana lagi, saya butuh," jawab Yulis memaklumi.
Kepada MPI Yulis bercerita, daging sapi yang ia beli hendak ia jadikan bahan masakan untuk dijual kembali. Katanya, daging tersebut mau dimasak jadi rendang sesuai pesanan pelanggannya.
Semenjak harga daging mahal, dia mengungkapkan, berdampak pada dagangan yang ia jual. Adapun harga rendang yang biasanya Yulis jual Rp 13 ribu per potong, kini ikutan naik menjadi Rp 15ribu per potong.
"Saya beli buat jualan makanan, biasanya pelanggan saya pesan rendang. Ini karena harga daging saya beli mahal, jadi mau nggak mau saya naikin harga rendang saya juga. Sebelumnya Rp 13ribu jadi Rp15ribu per potong," ungkapnya.
Yulis juga menuturkan, semenjak harga barang pokok naik termasuk daging sapi, setiap dirinya memposting menu di status WhatsApp, pembeli selalu menanyakan harga terlebih dahulu. Padahal sebelumnya tidak demikian. Bahkan kata dia, sudah nanya tapi tidak jadi membeli.
"Sekarang tuh pembeli selalu menanyakan harga pertama kali. Ntar udah nanya, nggak jadi beli. Sering kaya gitu. Saya kan jualan online udah lama, dulu mah nggak nanya harga, tinggal pesan aja gitu,"terangnya.
Sebelumnya, Ketua Jaringan Pemotongan dan Pedagang Daging Indonesia (Jappdi) Asnawi sudah memproyeksikan harga daging sapi di beberapa pasar Jakarta akan merangkak naik hingga Idulfitri tiba.
"Harga daging sapi di setiap pasar beragam, mulai dari Rp 130 ribu per kilogram hingga ada yang tembus Rp 160 ribu per kilogram. Ini akan naik sampai nanti Idulfitri," kata Asnawi kepada MNC Portal belum lama ini.
Bahkan Asnawi sebut, lima hari sebelum lebaran, harga daging sapi bisa meroket mencapai Rp 200.000 per kilogram.
"Apakah saat lebaran nanti harganya bisa lebih mahal dari Rp 180.000 ya itu bisa saja, tapi tergantung ketersediaannya cukup banyak atau tidak," jelasnya.
(Taufik Fajar)