Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah 'Mencekam' WNI di Sri Lanka Imbas Krisis, Sembako Mahal hingga Mati Listrik!

Tim Okezone , Jurnalis-Selasa, 10 Mei 2022 |14:16 WIB
Kisah 'Mencekam' WNI di Sri Lanka Imbas Krisis, Sembako Mahal hingga Mati Listrik!
Kisah mencekam WNI di Sri Lanka. (Foto: BBC)
A
A
A

"Sembako ada yang harganya naik empat kali lipat. Belum tarif dasar listrik, akan mengalami kenaikan 100%, yang saya dengar," tambahnya.

Tempat tinggal Yuli di Colombo dan Dita di Kandy, yang berjarak sekitar tiga jam berkendara dari ibu kota.

Dua tempat itu mengalami pemadaman listrik.

 BACA JUGA:Tolong! Sri Lanka Bangkrut Gagal Bayar Utang, Kini RS Kehabisan Obat dan Terancam Kolaps

"Bisa sampai empat sampai lima jam sehari. Kita juga pernah mengalami mati listrik sampai 13 jam sehari. Sangat mengganggu sekali untuk kegiatan sehari-hari. Saya sebagai WNI, kami saja sudah sangat kelimpungan, terbebani, apalagi masyarakat lokal," ucapnya.

Diketahui dari KBRI di Kolombo, pekerja migran Indonesia di Sri Lanka berjumlah kurang dari 200 orang dan sebagian besar bekerja sebagai spa terapis di ibu kota Kolombo.

Sebagai informasi, Sri Lanka bermula setelah negara itu mengumumkan tidak memiliki cadangan devisa untuk membayar utang negara.

Di tengah krisis yang menyerang, Perdana Menteri Sri Lanka, Mahinda Rajapaksa telah mengundurkan diri.

Dia mengundurkan diri meski para warga sedang memprotes cara pemerintah menangani krisis ekonomi di sana.

Dia mengirimkan surat pengunduran diri kepada adiknya, Presiden Gotabaya Rajapaksa.

Di mana pada surat itu ditulis soal harapan dirinya untuk mengatasi krisis ekonomi namun kebijakan-kebijakan yang ditempuhnya tampaknya tidak memuaskan kubu oposisi kecuali kalau dia mundur.

Menurutnya, pengunduran diri itu agar mendorong terbentuknya pemerintahan yang terdiri dari semua partai demi menuntun negara ini keluar dari krisis ekonomi.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement