JAKARTA - Kementerian Pertanian memberlakukan lockdown untuk lima kabupaten di Indonesia dengan alasan penularan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) semakin meluas belakangan ini.
Lima kabupaten tersebut 4 di antaranya berada di provinsi Jawa Timur dan 1 Kabupaten di Provinsi Aceh.
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian (Kementan) Bambang mengatakan, larangan tersebut bersifat mutlak.
Terutama untuk hewan ternak berkuku belah, seperti sapi, kambing, kerbau, domba, babi, dilarang untuk keluar kandang.
BACA JUGA:Ada Wabah PMK, Kementan Lockdown Hewan yang Rentan Tertular
"Seluruh HRP (Hewan Rentan PMK) dari area tersebut wajib 'lockdown' dilarang untuk dilalulintaskan," tegas Bambang pada pernyataan tertulisnya, Selasa (31/5/2022).
Untuk menjamin ketersediaan hewan ternak baik pada kebutuhan ketahanan pangan dan hari raya kurban, Barantan juga berkoordinasi dengan instansi terkait, khususnya dengan penyediaan moda transportasi laut.
Namun, yang pasti hingga saat ini kebijakan lockdown hewan ternak itu masih berlaku.
Bambang menjelaskan dalam situasi darurat PMK seperti saat ini bukan hal mudah untuk dapat menjalankan rekayasa lalu lintas HRP mengingat cepat dan mudahnya virus penyebab PMK ini menyebar.
Bahkan, mampu bertahan dalam waktu yang sangat lama di semua tempat.
Seperti diketahui saat ini wabah virus PMK telah meluas di beberapa daerah lainnya.
Dari awalnya diumumkan Kementan wabah PMK hanya berada di dua provinsi, saat ini penyebaran wabah tersebut sudah berada di 16 provinsi.
Daerah tersebut, yakni Aceh, Babel, Banten, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, serta Sumatera Utara.
BACA JUGA:Kerugian akibat Wabah PMK Rp9,9 Triliun, RI Siapkan Vaksin Hewan Ternak
Dalam waktu dekat Kementan masih mengupayakan untuk menciptakan vaksin yang bakal disuntikan kepada hewan ternak.
Sambil menunggu vaksin tersebut rampung, Kementan menggantinya dengan memberikan obat-obatan terlebih dahulu.
Setidaknya untuk menjaga daya tahan para hewan ternak tersebut akibat paparan virus.
(Zuhirna Wulan Dilla)