Share

IATA Genjot Output, Siap Mulai Produksi Batu Bara di Sumsel

Tim Okezone, Okezone · Kamis 07 Juli 2022 08:59 WIB
https: img.okezone.com content 2022 07 07 320 2625111 genjot-output-iata-mulai-produksi-batu-bara-di-sumsel-rhorAVjHqS.JPG Batu bara. (Foto: IATA)

JAKARTA - PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) melalui anak perusahaannya, PT Indonesia Batu Prima Energi (IBPE), mengenjot output dengan memulai produksi batu bara di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel).

Pada 2 Juli 2022, IBPE melakukan First Cut of Mining sebagai tanda dimulainya produksi di konsesi 15.000 hektare yang berlokasi di Babat Supat, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumsel.

Executive Chairman MNC Group, Hary Tanoesoedibjo, menyambut baik pencapaian positif ini.

Dia berharap produksi IBPE akan meningkatkan output batu bara IATA sekitar 20 persen.

 BACA JUGA:IATA Tingkatkan Produksi Batu Bara di Sumsel, Hary Tanoesoedibjo Beri Apresiasi

“Congrats untuk tim IATA!. IBPE memasang target untuk memproduksi sedikitnya 8 juta MT dalam beberapa tahun ke depan, meningkatkan total produksi output batubara IATA sekitar 20 persen,” ungkap Hary Tanoesoedibjo.

IATA melalui IBPE telah menandatangani kontrak lima tahun dengan kontraktor pada 9 Juni 2022 untuk memulai produksi dengan target sebesar 500.000 MT untuk tahun pertama, periode Juli-Desember 2022.

Follow Berita Okezone di Google News

Di mana dalam 5 tahun Perseroan menargetkan total output 7,5-8 juta MT atau 1,5 juta MT pada tahun kedua dan 2 juta MT setiap tahun untuk sisa kontrak (Tahun 3-5), dari Pit Corundum, Beryl, dan Amethyst.

IBPE mengekspor sekitar 75 persen produksi batubaranya ke negara-negara seperti India, China, Vietnam, dan Thailand, sedangkan 25 persen sisanya dijual di dalam negeri untuk memenuhi Domestic Market Obligation (DMO).

Pit Corundum dan Beryl adalah 2 tambang yang akan ditambang dalam 2 tahun pertama. Sedangkan penambangan di Pit Amethyst akan dimulai pada tahun ketiga, bersamaan dengan pit-pit baru yang sedang dan akan disiapkan, mengingat luas area penambangan 15.000 Ha belum sepenuhnya dieksplorasi dan masih banyaknya area yang masih memerlukan proses verifikasi Komite Cadangan Mineral Indonesia (KCMI).

Saat ini, IBPE telah memiliki infrastruktur pertambangan yang dibangun dan disiapkan secara memadai, dengan pit dan disposal area di tambang, hauling road yang membentang 2 hingga 5 Km dari pit ke port, jembatan timbang, dan kantor untuk kebutuhan administrasi.

Selain IBPE, 2 tambang Perseroan lainnya, melalui PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal (BSPC) dan PT Putra Muba Coal (PMC), sudah dalam tahap produksi, dengan output 2,5 juta MT pada tahun 2021.

PT Arthaco Prima Energy (APE) juga ditargetkan mulai berproduksi tahun ini. Perseroan sedang dalam tahap persiapan, dengan pembangunan hauling road dan port untuk mendukung proses produksinya APE.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini