Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Bos Gudang Garam Borong Lukisan Nyi Roro Kidul

Tim Okezone , Jurnalis-Minggu, 17 Juli 2022 |14:43 WIB
Kisah Bos Gudang Garam Borong Lukisan Nyi Roro Kidul
Lukisan Nyi Roro Kidul. (Foto: Okezone.com/Tangkapan Layar)
A
A
A

JAKARTA - Perusahaan rokok, Gudang Garam diketahui membeli lukisan bertema sosok Nyi Roro Kidul atau Nyai Loro Kidul, penguasa Pantai Selatan. Lukisan besar tersebut pun dipajang di kantor Gudang Garam, Kediri.

“Lukisan berukuran besar tersebut dibeli perusahaan rokok Gudang Garam, yang kemudian dipajang di kantor dengan penuh khidmat dan kehormatan,” tulis Pembuat Lukisan Nyi Roro Kidul, Basoeki Abdullah.

Konon, Tjoa Ing Hwie alias Surya Wonowidjojo pendiri Pabrik Rokok Gudang Garam Kediri merupakan pengagum lukisan Basoeki Abdullah, terutama yang bertema Nyai Roro Kidul. Lukisan Nyai Roro Kidul dengan tujuh ekor kuda adalah pesanan terakhirnya sebelum meninggal dunia pada tahun 1985 di usia 62 tahun.

Pada kisaran menjelang tahun 1990-an, Basoeki Abdullah dan beberapa stafnya pernah berusaha menyambangi lukisan itu di kantor Gudang Garam di Kediri. Di ruangan itu sejumlah lukisan Basoeki Abdullah tengah dipajang. Puluhan lukisan Basoeki yang lain juga dikeluarkan dari tempat penyimpanan.

Baca Juga: Bisikan Perempuan dan Misteri Lukisan Nyi Roro Kidul yang Diborong Bos Gudang Garam

“Tetapi lukisan tentang Nyai (Nyai Roro Kidul dengan tujuh kuda) tetap tidak dikeluarkan,” tulis Agus Dermawan T dalam Basoeki Abdullah, Sang Hanoman Keloyongan.

Diketahui, lukisan tersebut dibuat Basoeki Abdullah, setelah dirinya menginap di Hotel Samudera Beach, di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat.

Melansir buku Basoeki Abdullah, Sang Hanoman Keloyongan karya Agus Dermawan T, Minggu (17/7/2022), diceritakan bagaimana pandangan Basoeki Abdullah tidak bergeser dari debur ombak laut selatan.

Di antara ombak dan gelombang yang menerjang silih berganti, dia menangkap sesuatu yang tak biasa. Sesuatu yang menyembul dari balik cakrawala yang berkabut.

Di pagi buta menjelang subuh, Basoeki Abdullah tiba-tiba ke luar kamar, dan memilih berdiri mematung di garis pantai selatan. Sebagian tubuhnya masih diselubungi selimut hotel.

Baca Juga: Mistisnya Batu Kapal di Balik Film KKN Desa Penari, Jadi Jalur Nyi Roro Kidul ke Merapi

Basoeki digerakkan suara perempuan misterius yang menyapanya “hallo”. Nalurinya menangkap sapaan pendek melalui saluran telepon itu sebagai isyarat.

“Nyai dan tujuh ekor kudanya,” kata Basoeki Abdullah seperti dikutip dari Basoeki Abdullah, Sang Hanoman Keloyongan. Pengalaman spiritual Basoeki Abdullah dengan sesuatu yang diyakini sebagai entitas ratu penguasa laut selatan bukan pertama kalinya, dan itu tidak lepas dari kehidupannya sebagai anak priyayi Jawa.

Raden Basoeki Abdullah lahir di Sriwedari Solo, 27 Februari 1915. Ia merupakan anak kedua dari lima bersaudara pasangan Raden Abdullah Suriosubroto dan Raden Ayu Sukarsih atau Raden Nganten Ngadisah. Ayah Basoeki dikenal sebagai pelukis naturalis yang namanya tercatat dalam sejarah seni lukis Indonesia.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement