JAKARTA - Harga minyak sawit mentah (CPO) di bursa berjangka Malaysia naik lebih dari 1%, mengekor kenaikan minyak nabati sejenis yang dipicu sejumlah sentimen.
Di mana salah satunya pengumuman ekspor Indonesia ke India senilai USD3,16 miliar.
Data perdagangan Rabu (23/8/2022) hingga pukul 13.18 WIB menunjukkan kontrak minyak sawit acuan Oktober naik 1,46% di MYR4.296 per ton, sedangkan untuk pengiriman November menguat 1,58% di MYR4.301 per ton.
Seiring kenaikan itu, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade juga meningkat 0,8%, sementara kontrak minyak kedelai di Bursa Dalian tumbuh 1,07%, demikian juga kontrak CPOnya yang naik 1,10%.
BACA JUGA:Harga CPO Naik, Ekspor Sawit Malaysia Meroket 9%
Harga komoditas biji-bijian di bursa Chicago kompak memperpanjang kenaikan di awal perdagangan hari ini, dipicu pertumbuhan produksi.
Technical Analyst Reuters, Wang Tao memprediksi harga CPO berpeluang menguji level resisten di MYR4.452 per ton.
Apabila tembus, maka berpotensi melejit ke MYR4.680 per ton.
Harga CPO saling dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait, karena mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.
Dari dalam negeri, Indonesia berniat akan mengimpor 2,6 juta ton produk minyak sawit kepada India senilai USD3,16 miliar.
Kendati tidak memberi rincian periode penjualan, hal ini memberikan sinyal ada permintaan yang kuat dan diproyeksikan semakin mendongkrak harganya di pasaran.
Sebelumnya, total nilai ekspor CPO Indonesia ke India pada 2021 mencapai USD3,4 miliar, atau setara dengan 25% dari total nilai ekspor ke India.
(Zuhirna Wulan Dilla)