JAKARTA - Nilai tukar rupiah ditutup melemah 56 poin di level Rp14.907 atas dolar Amerika Serikat (USD) dalam perdagangan sore ini, Rabu (14/9/2022).
Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan salah satu faktor internal pemicu mata uang garuda ini melemah karena dipicu oleh sikap pasar yang masih ragu terhadap peningkatan target PDB Nominal dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2023 senilai Rp21.037,9 triliun. Jumlah itu naik dari target semula di angka Rp20.988,6 triliun.
"Target PDB Nominal 2023 itu pun naik dari estimasi realisasi tahun ini di kisaran Rp18.000 triliun. Artinya, terdapat target penambahan PDB Nominal hingga Rp3.000 triliun pada tahun depan," terang Ibrahim dalam rilis hariannya.
BACA JUGA:Dolar AS Tergelincir, Harga Emas Naik hinga 0,49%
Lanjut dia menuturkan, estimasi PDB Nominal 2023 memang sejalan dengan asumsi makro dalam rancangan APBN tahun depan.
Namun, tantangannya ada pada bagaimana mencapai berbagai asumsi makro tersebut sehingga target PDB bisa terpenuhi.
Sementara dari faktor eksternal, lanjut dia, indeks dolar menguat setelah laporan inflasi AS yang lebih panas dari perkiraan.
"Inflasi AS ternyata lebih kuat dari yang diharapkan pada bulan Agustus. Secara khusus, apa yang disebut 'core CPI' naik 0,6%, dua kali lipat dari yang diharapkan, mendorong tingkat inflasi inti tahunan naik menjadi 6,3% dari 5,9% di bulan Juli. Itu yang tertinggi sejak tertinggi 40 tahun yang dicapai pada bulan Maret," ujar Ibrahim.
Di samping itu, dia memprediksi, untuk perdagangan besok, Kamis (15/9/2022) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.890 - Rp14.930.
(Zuhirna Wulan Dilla)