JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan bahwa realisasi anggaran kesehatan hingga 31 Agustus 2022 turun 29,4% menjadi Rp99,2 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp140,5 triliun.
“Anggaran kesehatan selama dua tahun berturut-turut mendominasi belanja kita, tahun ini sudah mulai mengalami normalisasi meski belanja untuk pandemi masih cukup menonjol,” katanya dalam Konferensi Pers APBN KiTA di Jakarta yang dikutip Antara, Senin (26/9/2022).
BACA JUGA:Sri Mulyani Minta 8 BUMN Ini Diberi PMN Barang Milik Negara, Siapa Saja?
Dia menyebut penurunan realisasi anggaran kesehatan terjadi karena dipengaruhi oleh perkembangan pandemi Covid-19 yang sekarang semakin menurun dibandingkan tahun lalu saat terdapat lonjakan kasus varian Delta.
Adapun untuk anggaran kesehatan terdiri dari dua komposisi yaitu penanganan Covid-19 dan reguler atau menangani masalah kesehatan di luar Covid-19.
Dari total realisasi Rp99,2 triliun per Agustus 2022 sebesar Rp35,8 triliun di antaranya untuk penanganan Covid-19 sedangkan Rp63,3 triliun untuk reguler.
Dia merinci realisasi anggaran kesehatan jika dilihat per komponen terdiri atas belanja kementerian/lembaga (K/L) Rp77,62 triliun, non K/L Rp6,55 triliun serta Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) Rp14,99 triliun.
Kinerja belanja K/L utamanya didukung oleh Kemenkes yang sebesar Rp71 triliun untuk penyaluran PBI JKN Rp28,2 triliun bagi 94,3 juta jiwa dan penggantian klaim pelayanan pasien Covid-19 Rp23,4 triliun.
Diketahui, anggaran kesehatan yang masuk dalam belanja K/L Rp77,62 triliun meliputi Kemenkes Rp71 triliun, BPOM Rp1,2 triliun, BKKBN Rp2,1 triliun, Polri Rp1,6 triliun, Kemenhan Rp1,2 triliun dan BNPB Rp0,5 triliun.
Untuk belanja non K/L dilakukan bagi pembayaran jaminan kesehatan PNS/TNI/Polri Rp6,2 triliun serta subsidi pajak ditanggung pemerintah (DTP) kesehatan Rp197,6 miliar.
Sementara kinerja TKD utamanya untuk BOK/BOKB Rp6,6 triliun dan Dana Desa penanganan Covid-19 Rp4 triliun.
(Zuhirna Wulan Dilla)