JAKARTA – Organisasi Pangan Internasional (FAO) mengatakan perang dan perubahan iklim memicu lebih banyak krisis pangan. Kepala FAO memperingatkan konflik dan dampak terkait iklim akan tetap menjadi pendorong utama di balik krisis pangan, dan menyerukan ketahanan serta lebih banyak upaya untuk perdamaian.
Direktur Jenderal FAO Qu Dongyu mengatakan, melonjaknya harga pangan global yang sebagian dipicu oleh konflik antara Rusia dan Ukraina memiliki "implikasi yang menghancurkan" bagi pasokan pangan dan nutrisi global, terutama di negara-negara yang paling rentan.
Dia membuat pernyataan itu saat berbicara dengan menteri pertanian dari negara-negara anggota Kelompok 20 (G20) di Bali, Indonesia pada Rabu, menurut rilis berita FAO dilansir dari Antara, Kamis (29/9/2022).
"Biaya manusia, sosial dan ekonomi dari konflik selalu besar, dan perdamaian merupakan prasyarat untuk ketahanan sistem pertanian pangan nasional dan internasional," katanya.
Qu mencatat bahwa tren tersebut merugikan kedua sisi proses pasokan makanan.
"Harga pangan sangat tinggi bagi konsumen, dan harga input sangat tinggi bagi petani."
Baca Juga: BuddyKu Fest: Challenges in Journalist and Work Life Balance Workshop
Follow Berita Okezone di Google News