NEW YORK - Harga minyak menguat di akhir perdagangan Kamis. Hal ini mencatat kenaikan untuk sesi keempat berturut-turut, dengan kedua harga acuan minyak mentah mencapai level tertinggi setelah OPEC+ setuju memperketat pasokan global. OPEC+ sepakat memangkas target produksi sebesar dua juta barel per hari.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November terangkat 69 sen atau 0,8% menjadi USD88,45 per barel di New York Mercantile Exchange. Ini menandai penyelesaian tertinggi sejak 14 September untuk standar minyak mentah AS, menurut Dow Jones Market Data.
Baca Juga: Harga Minyak Meroket Usai OPEC+ Putuskan Kurangi Produksi 2 Juta Barel/Hari
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember bertambah USD1,05 atau 1,1% menjadi ditutup pada USD94,42 per barel di London ICE Futures Exchange, tertinggi sejak 5 September. Pergerakan di atas terjadi satu hari setelah produsen besar mengumumkan pengurangan produksi besar-besaran.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, secara kolektif dikenal sebagai OPEC+ memutuskan mengurangi produksi sebesar 2 juta barel per hari mulai November, pengurangan terbesar produsen sejak tahun 2020, dalam upaya untuk menopang harga.
Baca Juga: Harga Minyak Balik Menguat, Brent Jadi USD90,4/Barel
Kesepakatan antara anggota OPEC+, muncul menjelang embargo Uni Eropa terhadap minyak Rusia dan akan menekan pasokan di pasar yang sudah ketat, sehingga menambah inflasi.
"Kami percaya bahwa dampak harga dari langkah-langkah yang diumumkan akan signifikan," kata Wakil Presiden Senior Rystad Energy, Jorge Leon, dikutip dari Antara, Jumat (7/10/2022).
"Pada Desember tahun ini, Brent akan mencapai lebih dari USD100 per barel, naik dari perkiraan kami sebelumnya sebesar USD89 ," tambahnya.
Menyusul keputusan OPEC+, Goldman Sachs menaikkan perkiraan harga Brent 2022 menjadi USD104 per barel dari USD99 dan perkiraan 2023 menjadi USD110 dari USD108.
Kekhawatiran tentang permintaan di tengah meningkatnya risiko resesi dan apresiasi tajam dolar AS menyebabkan harga minyak jatuh pada akhir September ke level terendah sejak Januari.
Minyak juga mendapat dukungan dari penurunan stok bahan bakar AS. Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan Rabu (5/10) bahwa persediaan minyak mentah komersial negara itu turun 1,4 juta barel selama pekan yang berakhir 30 September, sementara stok bensin dan persediaan bahan bakar sulingan turun masing-masing 4,7 juta barel dan 3,4 juta barel.
(Feby Novalius)