JAKARTA - Nissan Motor Co Ltd memutuskan untuk menjual pabriknya yang ada di Rusia kepada badan usaha milik negara sebesar USD0,97 atau setara Rp15.000.
Di mana hal ini membuat Nissan mengalami kerugian sekitar USD687 juta atau setara Rp10,5 triliun. (Kurs: Rp15.377).
Adapun produsen mobil Jepang itu mentransfer sahamnya ke Nissan Manufacturing Russia LLC ke NAMI milik negara.
BACA JUGA:Nissan Kicks 2023 Alami Kenaikan Harga Capai Rp8 Juta, Intip Spesifikasinya
Kementerian Industri dan Perdagangan Rusia menyebut kesepakatan itu akan memberi Nissan hak untuk membeli kembali bisnisnya dalam waktu enam tahun.
Kesepakatan itu menjadikan Nissan perusahaan besar terbaru yang meninggalkan Rusia sejak Moskow mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada Februari.
Ini juga mencerminkan langkah pemegang saham utama Nissan, produsen mobil Prancis Renault (RENA.PA), yang menjual saham mayoritasnya di produsen mobil Rusia Avtovaz (AVAZI_p.MM) kepada investor Rusia pada Mei.
Penjualan ke NAMI akan mencakup fasilitas produksi dan penelitian Nissan di St Petersburg serta pusat penjualan dan pemasarannya di Moskow.
Nissan mengatakan pihaknya memperkirakan kerugian luar biasa sekitar 100 miliar yen, tetapi mempertahankan perkiraan pendapatannya untuk tahun keuangan yang berakhir pada Maret.
Renault, yang memiliki 43% saham Nissan, memperkirakan keputusan mitra Jepangnya akan menghasilkan laba bersih sebesar 331 juta euro untuk paruh kedua tahun 2022.
Nissan telah menangguhkan produksi di pabriknya di St Petersburg pada Maret karena gangguan rantai pasokan.
Sejak itu, perusahaan dan unit lokalnya telah memantau situasi, katanya.