Tampak juga Taman Nasional Khunjerab, rumah bagi macan tutul salju dan markhor, sejenis kambing liar besar yang bertanduk, hewan nasional Pakistan.
Perjalanan dimulai dari rumah kami di kota pesisir Karachi, Pakistan. Kami harus naik pesawat, kereta api, lalu melanjutkan dengan perjalanan darat selama lebih dari enam jam dari kota Gilgit.
Jalan menuju Khunjerab Pass diaspal bagus sehingga mudah dilalui, dan sedan yang kami sewa cukup untuk melaluinya.
Tapi ketinggiannya lah yang membuat perjalanan menjadi menantang.
Selama perjalanan naik 2.000 km, kami diinstruksikan oleh pengemudi sekaligus pemandu wisata lokal kami untuk mengulum aprikot kering dari lembah Hunza di bawah lidah kami untuk memerangi penyakit ketinggian.
Kami pun telah mengenakan berlapis-lapis pakaian, bersiap untuk cuaca yang cepat berubah, dengan suhu yang dapat turun hingga -5 derajat Celcius bahkan saat musim panas, serta ancaman sengatan matahari akibat tipisnya atmosfer dan angin yang menusuk tulang.
Ketika kami sampai di perbatasan, matahari terbenam, membuat pipi anak-anak saya merah seperti tomat.
Lembah berangin itu sangat indah dan terbentang terbuka. Penduduk setempat menggambarkannya sebagai wilayah yang hanya beratap langit dengan awan di bawah.
Lalu, mengapa ada ATM yang berfungsi penuh di tengah dataran tinggi yang terpencil ini?
Mesin pemegang Rekor Dunia Guinness ini berfungsi seperti ATM lainnya; dapat digunakan untuk menarik uang tunai, membayar tagihan listrik dan melakukan transfer dana antar bank.
Tetapi yang paling mengejutkan saya adalah kemeriahan yang tak terduga di sekelilingnya. Hampir seperti karnaval, orang-orang melakukan panggilan video dengan kerabatnya, berpose untuk foto, mengelilingi ATM itu untuk mendapatkan bidikan selfie terbaik.
Guru sekolah asal Karachi, Atiya Saeed membawa 39 siswi sekolah menengahnya ke perbatasan Pakistan-China ini.
"Ini pertama kalinya kami jalan-jalan di Pakistan setelah sekian lama," katanya.
Mereka tidak hanya datang ke sini demi ATM. Menurut Atiya, kunjungan ke perbatasan adalah pelajaran geografi, sejarah, dan ekonomi yang penuh petualangan di "ruang kelas" yang sangat indah.
Dibangun oleh National Bank of Pakistan (NBP) pada tahun 2016, mesin bertenaga surya dan angin ini melayani sejumlah kecil penduduk dan staf di penyeberangan perbatasan ini.
Juga, para pelancong petualang yang berduyun-duyun ke sana sebagai lencana kehormatan, mengambil gambar saat melakukan transaksi yang membawa makna baru pada frasa "uang dingin".
"Akun saya dibekukan!" kata pengunjung lain bercanda. Dia adalah pensiunan kepala sekolah Afrika Selatan Ayesha Bayat, yang sedang berlibur bersama suaminya.
"Kami datang dari negara yang juga memiliki pegunungan, tapi tidak seperti ini. Panorama ini sangat indah," katanya.
"Penting bagi sebuah tempat untuk memiliki tengara seperti Menara Eiffel," kata suami Bayat, Farouk. "Keberadaannya menjadi alasan untuk menjelajahi lanskap lainnya.
Tetapi membangun tengara ini bukanlah prestasi kecil. Mempertahankannya pun adalah sebuah tantangan.
Pembangunannya memakan waktu sekitar empat bulan, kata petugas pemantau ATM NBP Shah Bibi.
Lokasi bank NBP terdekat berjarak 87 kilometer jauhnya di Sost. Manajer cabang Sost Zahid Hussain secara rutin melakukan perjalanan bolak-balik, menghadapi cuaca ekstrim, melewati gunung berbahaya dan tanah longsor demi mengisi ATM.
“Rata-rata, sekitar 4 hingga 5 juta rupee [Rp250-330 juta] ditarik dalam rentang waktu 15 hari,” kata Shah Bibi.