Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ekonomi 2023 Gelap, Target Investasi Rp1.400 Triliun Gimana?

Iqbal Dwi Purnama , Jurnalis-Senin, 24 Oktober 2022 |17:26 WIB
Ekonomi 2023 Gelap, Target Investasi Rp1.400 Triliun <i>Gimana</i>?
Target investasi 2023 (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA – Kondisi ekonomi global tahun depan yang diprediksi gelap akan mempengaruhi target realisasi investasi. Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan kondisi perekonomian tahun 2023 bakal mengalami perlambatan yang disebabkan adanya ancaman resesi global.

Menurutnya, hal tersebut bakal melahirkan pesimisme pada pengusaha untuk melakukan ekspansi bisnis atau melakukan investasi. Di satu sisi target realisasi investasi tahun 2023 meningkat dari Rp1.200 triliun, menjadi Rp1.400 triliun.

"Kalau (target investasi) tahun depan masih gelap. Karena kondisi ekonomi 2023 gelap, Indonesia pun sebenarnya punya secercah harapan, targetnya Rp1.400 triliun, tapi saya belum memastikan sekarang," sambung Bahlil.

Meski demikian pihaknya masih optimis untuk merealisasikan target tersebut, meski ada bayang-bayang resesi ekonomi. Bahkan beberapa negara disebutkan sudah menjadi 'pasien' IMF (Dana Moneter Internasional).

"Kalau ditanya saya apakah optimis, kami harus optimis, karena saya optimis terukur, maka kami sedang menyusun perusahaan apa saja yang akan datang pada tahun 2023 dan dengan perusahaan apa saja yang sudah eksisting, dan tetap melanjutkan invetasi," kata Bahlil.

Bahlil menjelaskan salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai realisasi investasi tersebut adalah dengan memberikan Sweetener (pemanis) untuk para investor ketika ingin melakukan investasi di Indonesia.

"Sweetener itu pasti ada, tapi ada sweetener yang bisa kita umumkan secara regulasi, dan ada sweetner yang sifatnya di bawah meja, semua negara punya, itu langkah kita bernegosiasi," sambung Bahlil.

Namun, tantangan untuk merealisasikan investasi Ro1.400 triliun pada tahun 2023 bukan hanya dihadapkan pada kondisi perekonomian global ada tahun politik yang dikhawatirkan bakal mengganggu stabilitas.

"Kalau regulasi, insentif, itu betul, tapi investor saat ini lebih melihat pada stabilitas, ini jujur saja, mau sehebat apapun sweetner yang diberikan, kalau Stabilitas negara itu tidak ada, mana bisa," kata Bahlil.

"Kalau ditanya bagaimana pertumbuhan di tahun 2023, ada secercah harapan, yang penting satu saja, yaitu stabilitas, makanya harus kita bedakan prioritas, mana prioritas orang kerja, orang makan, orang bangun usaha, atau ribut dengan urusan lain," pungkasnya.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement