Selama pembangunannya, biaya diperoleh dari iuran masyarakat Nusantara, selain juga anggaran pemerintah. Salah satunya, sumbangan wajib pengusaha bioskop dari seluruh pelosok Tanah Air. Sepanjang November 1961-Januari 1962 tercatat 15 bioskop menyumbang Rp 49.193.200,01. Bioskop Parepare, Sulawesi Selatan, misalnya, menyumbang Rp 7.700,60; bioskop Watampone, Sulawesi Selatan, Rp 1.364,20; dan bioskop Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rp 884.528,85.
Sebagai informasi pembangunan Monas terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama, periode 1961/1962 - 1964/1965, dimulai dengan resmi dimulainya pembangunan pada 17 Agustus 1961 dengan upacara pemasangan patok beton pertama oleh Bung Karno. Sebanyak 284 tiang beton digunakan sebagai pondasi bangunan. Sebanyak 360 patok bumi ditanam untuk fondasi museum sejarah nasional. Seluruh pemasangan pondasi selesai pada bulan Maret 1962. Dinding museum di dasar bangunan selesai pada bulan Oktober. Konstruksi obelisk kemudian dimulai dan akhirnya selesai pada Agustus 1963.
Pembangunan tahap kedua berlangsung dari tahun 1966 hingga 1968, karena adanya Gerakan 30 September sehingga tahap ini tertunda.
Tahap terakhir berlangsung pada tahun 1969-1976 dengan menambahkan diorama pada museum sejarah. Monumen ini resmi dibuka untuk umum dan diresmikan pada 12 Juli 1975 oleh Presiden Suharto. Lokasi pembangunan tugu ini dikenal dengan nama Medan Merdeka.