Dia menjelaskan kebijakan pemerintah Indonesia sudah cukup efektif untuk menstanilkan harga pangan dan energi.
Di sisi lain, pemerintah menggunakan kebijakan sebagai alat untuk mendukung dari sisi penawaran.
“Ini dalam bentuk keringanan pajak, beberapa insentif, dan juga dalam hal ini, kombinasi dukungan pembiayaan dari keduanya harus selalu dalam rencana yang tepat karena ekonomi tidak berada dalam satu tantangan atau masalah sederhana. Jadi kami harus terus mengkalibrasi ulang kebijakan kami.
Selain pertumbuhan ekonomi, Sri Mulyani juga mengklaim tingkat pengangguran pengangguran, sudah turu. Dari sebelumnya di 2021 meningkat. 6,5% pada 20 Agustus 2021. Saat ini angkanya telah menurun menjadi 5,9% pada 20 Agustus 2022," bebernya.
“Ini rekor yang bagus baik. Termasuk, dalam pengentasan kemiskinan. Tetapi kami tidak berpuas diri dengan pencapaian yang kuat ini, kami terus bekerja keras dengan fokus pada risiko baru yang muncul, yang datang dari ekonomi global,” pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)