"Ini artinya apabila seluruh K/L melakukan belanja sampai akhir tahun, realisasi desember dan maka mengikuti pola tahun lalu dimana realisasi mencapai 96%, maka pada bulan Desember ini maka akan dicairkan Rp203 triliun dari belanja pusat," jelas Sri Mulyani.
Sementara untuk belanja daerah yang mencapai Rp1.196 triliun alokasinya, realisasi November adalah Rp818 triliun atau 68,2%. Apabila mengikuti pola tahun lalu dimana realisasi mencapai 93%, maka pada bulan Desember ini akan dicairkan dari APBD sebesar Rp294 triliun.
Sehingga total operasi APBN dan APBD untuk perekonomian akan mencapai Rp537,2 triliun untuk bulan Desember ini saja.
"Kami akan terus mendukung Kementerian/Lembaga melaksanakan APBN 2022 sebagai cara untuk terus meningkatkan momentum pemulihan ekonomi kita, namun tetap harus akuntabel dan bermanfaat bagi masyarakat dan perekonomian," kata dia.
Sedangkan untuk 2023, Sri Mulyani berharap para Kementerian/Lembaga dan juga pemerintah daerah sudah mulai bisa menyiapkan pelaksanaan secara dini, sehingga APBN pada awal tahun juga bisa langsung dilaksanakan dan memberi manfaat pada masyarakat dan mengurangi risiko global yang cenderung melemahkan perekonomian secara keseluruhan.
Pada APBN 2023, pemerintah dan DPR sepakat menganggarkan belanja negara senilai Rp3.016,17 triliun. Angka tersebut terdiri atas belanja pemerintah pusat Rp2.246,45 dan TKD Rp814,71 triliun.
(Taufik Fajar)