Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Dirut Bulog Bantah soal Data Beras 610 Ribu Ton

Suparjo Ramalan , Jurnalis-Rabu, 07 Desember 2022 |17:14 WIB
Dirut Bulog Bantah soal Data Beras 610 Ribu Ton
Perbedaan Data Beras Bulog dengan Kementan. (Foto: okezone.com)
A
A
A

JAKARTA - Bulog membantah data stok beras di penggilingan mencapai 610.632 ton. Bantahan itu menyusul surat Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) kepada pada Direktur Utama Bulog, Budi Waseso atau Buwas.

Adapun isi surat tersebut menjelaskan, data kesiapan penggilingan di 24 provinsi yang memasok beras ke Bulog sebesar 610.632 ton dan berlaku hingga akhir Desember 2022.

Dirut Bulog Budi Waseso menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan langsung ke lapangan. Pengecekan difokuskan dilakukan pada penggilingan yang sudah menyepakati kontrak dengan BUMN Pangan tersebut.

Baca Juga: Cerita Bos Bulog 'Dikadalin' soal Harga Beras, Ini Faktanya

Sebagian besar penggilingan sesuai dengan data Kementerian Pertanian dan sudah dicek langsung hingga disepakati kontrak kerjasamanya. Namun, Buwas mengungkapkan bahwa jumlah beras yang diminta pihaknya tidak disanggupi penggilingan.

"Tentunya sebagian besar saya sudah kontrak beberapa dengan yang ada di data itu (penggilingan). Jadi pengecekan itu yang kita dapat data banyak, tapi sementara dia itu tidak berani kontrak sebanyak itu (beras) dengan Bulog. Jadi kita cek ulang, tapi kita hadirkan semua, supaya tahu, jangan-jangan dia yang bohong," ungkap Buwas, Rabu (7/12/2022).

Baca Juga: Tenang, Kementan Siap Pasok 600.000 Ton Beras ke Bulog

Buwas menjelaskan, pihaknya berpedoman pada data Badan Pusat Statistik (BPS). Berdasarkan data tersebut, total realisasi gabah atau beras Bulog hingga 5 Desember 2022 sebesar 954.462 ton. Namun, jumlah ini sudah berkurang karena adanya operasi pasar yang dilakukan perusahaan.

Pengadaan ini termasuk realisasi dengan fleksibilitas harga yang ditentukan sebesar Rp8.800 per kilogram (Kg) hingga 5-17 Oktober, di mana pada waktu itu Bulog bisa menyerap hingga 44.997 ton.

"Realisasi pengadaan setara beras setelah pencabutan, mohon izin waktu itu kami menyarankan waktu itu dicabut fleksibilitas setelah, ternyata fleksibilitas itu justru mengerek harga beras dan kita juga akhirnya tidak bisa menyerap beras yang kita butuhkan di lapangan, sehingga waktu itu dicabut, sehingga kita sikapi dengan harga komersial," katanya.

Sementara itu, dari data ketersediaan beras yang disodorkan Kementan sebesar 610.632 ton, Bulog hanya mampu menyerap sekitar 166.000 ton beras dengan harga komersial. Jumlah ini tercatat hingga 5 Desember 2022.

"Perlu kami sampaikan komersial ini bukan berarti terus harga di lapangan, berapapun kita beli pak, karena ada batasannya, seperti yang disampaikan oleh data di BPS. Ini yang pedoman kita semua," ucap dia.

Sebelumnya. Kementerian Pertanian mengklaim stok beras di beberapa wilayah masih sanggup memenuhi kebutuhan beras Bulog. Koordinator Data Evaluasi dan Pelaporan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (Ditjen TP) Batara Siagian mengatakan, Dirjen Tanaman Pangan telah melayangkan surat resmi ke Dirut Bulog, data beras berikut lokasinya secara terperinci.

“Hal ini tentu sebagai komitmen kami meyakinkan data BPS tidak ada keraguan sesungguhnya, karena faktanya di lapangan beras ada. Namun tentu dengan variasi harga tergantung lokasi,” jelas Batara.

Batara berharap Bulog dapat segera menyerap beras tersebut, dan tidak perlu melakukan importasi beras karena petani lokal masih sangat mampu memenuhi kebutuhan gudang Bulog.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement