Adapun, Jokowi mengatakan rencana subsidi kendaraan listrik diberikan dengan mempertimbangkan kalkulasi, kajian, serta mempelajari dari negara lain terutama Eropa yang telah lebih dulu melakukan kebijakan tersebut.
"Nanti kalau sudah hitung-hitungannya final, keputusan ini final betul baru akan kita sampaikan," katanya.
Ditempat yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto kebijakan pemberian subsidi masih terus digodok lebih lanjut.
"Karena kita tahu bahwa mobil listrik jauh lebih mahal daripada mobil biasa dengan harga 30 persen lebih tinggi," katanya.
Dia mengatakan bahwa pemberian subsidi dilakukan untuk pengembangan pasar. Adapun ia menyebutkan bahwa pasar mobil listrik bisa mencapai minimal 20 persendatau 400.000 unit di tahun 2025.
"Kita berikan bukan subsidi tetapi insentif dalam rupiah tertentu ini sedang bicara dengan eh Bu Menteri Keuangan. nilainya 5 triliun nanti dibagi motor berapa, mobil berapa bus itu kita akan pertimbangkan juga," katanya.
(Taufik Fajar)