Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Rupiah Menguat ke Level Rp15.657/USD Jelang Akhir 2022, Ini Penopangnya

Advenia Elisabeth , Jurnalis-Kamis, 29 Desember 2022 |17:24 WIB
Rupiah Menguat ke Level Rp15.657/USD Jelang Akhir 2022, Ini Penopangnya
Kurs Rupiah menguat. Foto: Ilustrasi Freepik
A
A
A

Upaya agar permintaan domestik tetap kuat, keyakinan pelaku ekonomi semakin terjaga, begitu pun dengan tingginya daya beli masyarakat. Dan BI terus melakukan intervensi secara berkala di pasar valas dan obligasi di perdagangan DNDF yang akhirnya membawa berkah tersendiri bagi mata uang garuda, walaupun devisa negara sedikit menyusut.

Seiring berjalannya waktu, perekonomian Indonesia diyakini juga bisa tumbuh di kisaran 5% pada tahun 2023 mendatang, walaupun pergerakannya melambat.

"Hal tersebut sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi global," tambahnya.

Menurutnya juga ada beberapa indikator utama yang mempengaruhi perlambatan ekonomi, tetapi ini menjadi berkah bagi perekonomian Indonesia yaitu dampak perang Rusia-Ukraina menyebabkan kurangnya pasokan energi di banyak negara.

Kondisi energi dalam negeri ditopang lebih dari 50% dari batubara dan pertumbuhannya masih sangat positif. Indonesia juga punya cadangan batubara sebesar 37 miliar ton, terbesar nomor 7 dunia. Dari sisi ekspor pun telah didorong oleh adanya ekspor CPO, batubara, besi, dan baja. Dalam skala nasional, spasial ekspor ditopang dengan baik oleh sejumlah wilayah.

Menghadapi prediksi ekonomi tahun 2023, saat ini pemerintah juga gencar mengaplikasikan mekanisme perencanaan implementasi biodiesel 35% atau B35. Hal tersebut dilakukan guna memaksimalkan pemakaian B35. Bukan hanya itu saja, mekanisme ini juga meminimalisir ketergantungan impor terkait bahan bakar minyak.

Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp15.630 - Rp15.730.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement