Share

5 Fakta Industri Manufaktur dan Properti Bakal Cuan di Tahun Baru 2023

Noviana Zahra Firdausi, Okezone · Minggu 01 Januari 2023 04:04 WIB
https: img.okezone.com content 2022 12 30 320 2737052 5-fakta-industri-manufaktur-dan-properti-bakal-cuan-di-tahun-baru-2023-F3QAAuh2la.jpg Prediksi Industri Manufaktur dan Properti di 2023. (Foto: Okezone.com)

JAKARTA - Industri manufaktur Indonesia mengalami peningkatan. Di mana Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur RI mencapai 53,7% pada September 2022 atau naik dari 51,7% pada Agustus 2022.

Pada September 2022, PMI Indonesia tercatat mengalami peningkatan dari rata-rata negara di ASEAN yang berada di posisi 53,5%. Ini merupakan angka pertumbuhan tercepat sejak Oktober 2021.

Berikut Okezone telah merangkum mengenai fakta industri manufaktur dan properti, Minggu (1/1/2023), sebagai berikut:

1. PMI Bertumbuh

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa PMI Indonesia masih solid mengalami pertumbuhan dan terus ekspansif.

Baca Juga: Harga Rumah Subsidi Bakal Naik di 2023, Waktunya Sudah Tepat?

"Ini menunjukkan perbaikan yang konsisten sektor industri manufaktur Indonesia, setidaknya beberapa bulan terakhir, dan juga percepatan pemulihan ekonomi nasional pasca-pandemi," ujar Airlangga di Jakarta, Senin (3/10/2022).

2. Aktivitas Industri Manufaktur

Pertumbuhan pada aktivitas industri manufaktur didorong oleh pemulihan ekonomi yang berlanjut atas dampak dari krisis disrupsi rantai pasok dan pandemi COVID-19. Hal ini terkonfirmasi dengan adanya rata-rata peningkatan utilisasi sektor industri manufaktur di bulan Agustus 2022 sebesar 71,40% naik dibandingkan dengan 69,30% pada bulan Juli 2022.

Baca Juga: Industri Properti Diramal Bisa Tumbuh meski Ekonomi 2023 Melambat

Adapun sektor-sektor yang mengalami kenaikan utilisasi cukup tinggi antara lain Industri Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer, Industri Alat Angkut Lainnya, Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan, Industri Makanan, Industri Minuman, Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia, Industri Karet dan Barang dari Karet dan Plastik, dan Industri Tekstil.

3. Inflasi Terkendali

Terkendalinya inflasi di bulan September ditopang oleh deflasi harga pangan bergejolak (Volatile Food) sebesar -0,79% (MtM) berkat extra effort yang dilakukan Pemerintah seperti gerakan tanam pangan, operasi pasar dan subsidi ongkos angkut.

“Secara bulanan, inflasi September terutama disumbang oleh kenaikan harga bensin, tarif angkutan, dan solar. Namun demikian, tekanan inflasi masih bisa tertahan oleh penurunan harga aneka komoditas hortikultura seperti bawang merah dan aneka cabai”, ungkap Airlangga.

Secara bulanan inflasi September 2022 sebesar 1,17% (MtM) merupakan tertinggi sejak Desember 2014 sebesar 2,46% (MtM), di mana pada saat itu inflasi juga didorong dari penyesuaian harga bensin dan solar yang dilakukan pada 17 November 2014.

Follow Berita Okezone di Google News

4. Industri Manufaktur pada 2023

Menperin Agus Gumiwang meramal industri manufaktur akan tumbuh hingga 5,4% pada 2023. Sementara tahun ini industri manufaktur akan mencapai di 5,1%.

"Seiring dengan harapan membaiknya kondisi global dan perekonomian nasional, kami memperkirakan capaian pertumbuhan industri manufaktur tahun ini 5,01%, dan pada tahun 2023 kami proyeksikan pertumbuhan sektor manufaktur antara 5,1-5,4%," Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam acara Jumpa Pers di Kantor Kemenperin, Jakarta Selatan, Selasa (27/12/2022).

Proyeksi itu sejalan dengan peningkatan nilai ekspor sektor manufaktur. Pada akhir 2022 diperkirakan akan mencapai USD210,38 miliar. Sementara untuk 2023, diproyeksikan mencapai kisaran angka USD240 miliar di 2023.

5. Industri Properti di 2023

Industri properti di tahun depan punya peluang untuk bertumbuh. Menurut Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual, banyak faktor akan mempengaruhi kinerja sektor properti di 2023.

"Meskipun pertumbuhan ekonomi di 2023 diprediksi akan melamban, sektor properti tumbuh," ujarnya saat virtual press conferce yang diselenggarakan oleh Cushman dan wakefield via online, Senin (19/12/2022).

Namun investasi di bidang properti untuk saat ini masih disarankan karena wealthnya bisa dipertahankan dan berbeda dengan aset lain yang bersifat fluktuatif.

Selain itu, secara historis kenaikan suku bunga tidak serta merta mempengaruhi kredit termasuk juga properti.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini