Share

Ancaman Resesi 2023, Pelaku Usaha Ungkap Cara agar Tak PHK

Iqbal Dwi Purnama, MNC Portal · Jum'at 30 Desember 2022 14:58 WIB
https: img.okezone.com content 2022 12 30 320 2737249 ancaman-resesi-2023-pelaku-usaha-ungkap-cara-agar-tak-phk-MdlAoCJ0wo.jpg PHK Karyawan (Foto: Okezone)

JAKARTA - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Arsjad Rasjid mengatakan ancaman resesi global masih menjadi tantangan terberat bagi pelaku usaha di 2023.

Hal tersebut setidaknya menimbulkan kekhawatiran berkurangnya permintaan global maupun domestik akibat perlambatan ekonomi yang akan terjadi. Terlebih untuk industri berorientasi ekspor yang akan berisiko untuk mengurangi bebean operasional salah satunya PHK.

"Tahun 2023 akan menjadi tahun yang tidak mudah karena masih ada gejolak ekonomi dan situasi global yang menantang. Pertumbuhan ekonomi global sendiri diprediksikan melambat, dari 2.9% ke 2.7% oleh IMF," ujar Arsjad dalam pernyataan tertulisnya, dikutip Jumat (30/12/2022).

Menurutnya saat banyak negara di dunia yang mengalami inflasi yang tinggi, serta ketegangan geopolitik yang belum kunjung usai, hal tersebut yang dikhawatirkan oleh para pelaku usaha dalam menghadapi pemulihan pasca pandemi tahun depan.

Namun demikian Arsjad menjelaskan untuk menghadapi tantangan global tahun depan tersebut pemerintah harus dapat memaksimalkan pangsa pasar domestik dan memanfaatkan peluang-peluang yang ada untuk berkembang ditengah gejolak ekonomi global.

"Permintaan domestik Indonesia masih kuat, dimana berkontribusi sebesar 55% pada PDB Indonesia. Maka dari itu, selama daya beli konsumsi masyarakat dapat kita jaga, roda ekonomi Indonesia dapat terus berputar,” kata Arsjad.

Follow Berita Okezone di Google News

Oleh karena itu dukungan dari pemerintah menjadi penting sangat untuk menjaga konsumsi dan daya beli masyarakat. Jaring pengaman sosial seperti bantuan tunai menjadi salah satu instrumen dalam menopang daya beli masyarakat ditengah krisis.

"Juga insentif bagi pelaku usaha, terutama yang berbahan baku impor, agar tidak meningkatkan biaya produksi yang dapat mengakibatkan naiknya harga barang di pasar,” lanjutnya.

Disamping itu pasar domestik harus turut diperkuat melalui akselerasi TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) dan P3DN (Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri).

Arsjad Rasjid juga mengatakan penguatan UMKM untuk mendukung rantai pasok dalam negeri juga sangat diperlukan untuk mensukseskan upaya in

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini