JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa tidak mudah menghadapi ketidakpastian kondisi perekonomian global.
Di mana penguatan iklim investasi dan bisnis menjadi salah satu amunisi Pemerintah yang sekaligus untuk menjaga resiliensi ekonomi nasional.
Menko Airlangga menyebut penguatan tersebut juga terwujud pada pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang diproyeksikan mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, hingga peningkatan daya saing dan nilai tambah.
“Pemerintah mengapresiasi kepada PTFI karena progress sejak di-groundbreaking oleh Bapak Presiden ini sudah mencapai 51,7% dan ini progress yang sesuai dengan yang tadi disampaikan dan di tempat kita berdiri ini dilaporkan sudah lebih dari 18.000 pile sudah ditanam dan ini 100% selesai dan ini adalah investasi yang luar biasa,” katanya dalam kunjungan kerja ke Kabupaten Gresik di Provinsi Jawa Timur pada Kamis (2//2/2023).
BACA JUGA:Di Depan Megawati, Jokowi Pamer Keberhasilan Ambil Alih Blok Rokan hingga Freeport
Diketahui, di sana Menko Airlangga meninjau secara langsung tingkat kemajuan pengembangan KEK Java Integrated Industrial and Ports State (JIIPE) Gresik serta proses pembangunan Manyar Smelter Freeport yang berlokasi di dalam kawasan KEK JIIPE tersebut.
Adapun Manyar Smelter Freeport merupakan fasilitas pemurnian dan pengolahan konsentrat tembaga milik PT Freeport Indonesia yang tengah dibangun di KEK JIIPE.
Smelter tersebut merupakan smelter tembaga design single line terbesar di dunia yang dibangun sebagaimana mandat di dalam Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).
Diketahui bahwa smelter yang dibangun dengan kapasitas pengolahan konsentrat tembaga sebesar 1,7 juta ton per tahun dan fasilitas Precious Metal Refinery sebesar 6.000 ton per tahun tersebut, memiliki kumulatif kemajuan pembangunan hingga 31 Desember 2022 mencapai 51,7% dan ditargetkan akan selesai pada tahun 2023, serta diperasionalkan mulai tahun 2024.
Bahkan proyek ini menyerap tenaga kerja hingga sebanyak 11.000 orang, smelter tersebut dibangun dengan menelan biaya investasi hingga USD1.63 miliar atau sekitar Rp25,5 triliun. Hal ini merupakan wujud komitmen PT Freeport Indonesia dalam mendukung upaya hilirisasi yang dilakukan Pemerintah.
Sejumlah dukungan juga telah diberikan Pemerintah bagi pembangunan smelter tersebut seperti penetapan Kawasan Pabean di area PT Freeport Indonesia, penerbitan masterlist Pembebasan Bea Masuk dan Tidak Dipungut PDRI atas impor barang modal dan untuk pembangunan PT Freeport Indonesia.
Follow Berita Okezone di Google News