JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2022 mencapai 5,31%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia disebut tertinggi dibandingkan AS dan China.
Pertumbuhan ekonomi tahun 2022 menguat dibandingkan dengan 2021 yang hanya 3,70%. Pertumbuhan ekonomi tahunan mencapai level 5% seperti sebelum pandemi Covid-19.
Kepala BPS Margo Yuwono memaparkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2022, ekonomi Indonesia tumbuh 5,01% secara year on year. Berikut adalah fakta pertumbuhan ekonomi 2022 yang dirangkum Okezone, Sabtu (11/2/2023).
1. Ekonomi RI lebih tinggi dibanding AS dan China
Ekonomi RI ditopang oleh konsumsi rumah tangga (RT) tumbuh 4,93%, konsumsi pemerintah minus 4,51%, investasi 3,87%, ekspor 16,28%, dan dikurangi impor yang tumbuh 14,75%.
"Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan Amerika Serikat yang tumbuh 2,1%, Uni Eropa 3,6%, Tiongkok 3,0%, dan Korea Selatan 2,6% meskipun lebih rendah jika dibandingkan dengan India yang tumbuh 7,0%," ujar Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi Arif Budimanta di Jakarta, Senin (6/2/2023).
2. Mesin pertumbuhan ekonomi
Mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022. Mesin pertumbuhan ekonomi ini menyumbang pertumbuhan ekonomi Indonesia 2022 sebesar 5,31%.
Mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia 2022 di antaranya konsumsi masyarakat. Tercatat, pertumbuhan konsumsi meningkat tajam dari 2,0% (yoy) di tahun 2021 menjadi 4,9% (yoy) di tahun 2022.
3. Ditopang Ekspor
Mesin pertumbuhan ekonomi selanjutnya adalah ekspor. Kinerja ekspor yang kuat juga menopang laju pertumbuhan ekonomi. Pada triwulan IV 2022, ekspor secara riil tumbuh sebesar 14,9% (yoy) dan secara tahunan tumbuh 16,3% (yoy).
"Upaya hilirisasi sumber daya alam, terutama mineral, menjadi salah satu sumber utama pendorong kinerja ekspor di tahun 2022. Kinerja positif ekspor memberikan hasil yang baik bagi neraca perdagangan Indonesia secara nominal yang mencatatkan total surplus sepanjang tahun 2022 sebesar USD54,5 miliar, tertinggi dalam sejarah," kata Menkeu Sri Mulyani
4. Investasi
Mesin pertumbuhan ekonomi selanjutnya adalah investasi. Laju investasi secara bertahap juga menguat di tahun 2022. Penanaman Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB) tumbuh 3,3% pada triwulan IV 2022 atau 3,9% (yoy) secara tahunan dibandingkan tahun 2021 di 3,8%. Minat investor untuk melanjutkan hilirisasi lanjutan ke produk-produk turunan telah mendorong investasi ke arah yang lebih produktif.
"Hal ini ditunjukkan dengan investasi mesin dan kendaraan yang masing-masing tumbuh 22,4% dan 10,3% (yoy). Sementara, kontributor investasi terbesar yaitu bangunan tumbuh relatif moderat di tengah tingginya harga bahan bangunan dan masih lesunya penjualan properti, khususnya untuk ruang kantor dan hunian kelas atas," terang Sri.
5. Modal hadapi 2023
Pertumbuhan 5,31% sepanjang 2022, menunjukkan kinerja baik perekonomian dan menjadi modal untuk menghadapi ketidakpastian perekonomian global 2023 yang diproyeksikan akan cukup menantang.
"Ke depan, pertumbuhan ekonomi dijaga kualitasnya dan fokus dengan pengendalian inflasi bahan makanan dan peningkatan lapangan kerja bagi masyarakat. Sehingga, konsumsi dan kesejahteraan masyarakat juga mengalami peningkatan yang lebih baik lagi," ungkap Arif.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)