Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Aliran Modal Asing Masuk Rp43,9 Triliun di Pasar Obligasi RI

Mutiara Oktaviana , Jurnalis-Rabu, 22 Februari 2023 |20:59 WIB
Aliran Modal Asing Masuk Rp43,9 Triliun di Pasar Obligasi RI
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyatakan bahwa aliran modal asing masuk (inflow) sebesar Rp43,9 triliun di pasar obligasi Indonesia sejak 1 Januari-20 Februari 2023, sebagai dampak dari membaiknya indikator pasar keuangan.

Beberapa waktu terakhir, sempat terjadi arus modal asing keluar (outflow) di beberapa negara pasar berkembang, termasuk Indonesia, karena kebijakan hawkish Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed.

"Kebijakan Fed akan sangat menentukan modal asing yang sifatnya jangka pendek di saham maupun obligasi," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA Februari 2023 yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu (22/2/2023).

Selain di Indonesia, arus modal asing masuk juga terjadi di negara-negara pasar berkembang yang secara keseluruhan tercatat sebesar USD7,2 miliar atau setara dengan 1,5% dari dana kelolaan (Asset under Management/AuM). Secara persentase, angka tersebut lebih besar dari inflow ke negara-negara maju yang sekitar 0,8% dari dana kelolaan.

Menurut Sri Mulyani, pasar keuangan global yang selama ini menyumbang ketidakpastian dengan volatilitas tinggi sudah mulai mereda, meski indikator Fed untuk tetap bertahan dengan suku bunga tinggi tetap akan menyumbang sentimen.

Indeks volatilitas pasar saham (VIX) dan index pasar obligasi (MOVE) masih dalam tren menurun pasca pertemuan Fed pada Februari 2023. Indeks persepsi risiko (Credit Default Swap/CDS) Indonesia pun cenderung melandai, yang mengindikasikan persepsi risiko investor terhadap Indonesia terjaga.

"Volatilitas ini masih akan kami perhatikan karena tidak hanya akan memberi sentimen positif dan negatif, tetapi juga akan menentukan arus modal ke Indonesia," ucap Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut.

Usai pertemuan Fed pada bulan ini, dia mengungkapkan imbal hasil (yield) obligasi AS meningkat, cenderung sama dengan kondisi pasca pertemuan Bank Sentral pada Desember 2022. Indeks dolar AS pun bergerak positif.

Di sisi lain, nilai tukar rupiah konsisten menunjukkan tren apresiasi sejak awal tahun 2023, yakni menguat 2,7 persen. Kondisi tersebut menggambarkan keseimbangan eksternal Indonesia yang bagus dan kepercayaan investor terhadap ekonomi domestik membaik.

Dengan demikian, sosok Gubernur BI yang diakui secara internasional akan mendorong arus modal masuk untuk menguatkan pasar keuangan Indonesia. Agenda tersebut perlu diperkuat oleh Gubernur BI ke depan.

Pendapatan dari aset sitaan yang seharusnya digunakan untuk merampungkan pemindahan aset eks pemegang polis kini mengalami hambatan. Sehingga, proses tersebut pun kembali membebankan keuangan negara.

Total dana yang dibutuhkan untuk merampungkan sisa permasalahan Jiwasraya mencapai Rp 7,5 triliun.

"Beberapa item produk yang belum kita pindahkan karena kekurangan dana Rp 7,5 triliun. Oleh karena itu, kami sekarang ini memang membutuhkan tambahan PMN untuk penyelesaian Jiwasraya karena memang sita jaminan dan eksekusinya ini tidak bisa dipercepat," kata dia.

Pada November 2021 lalu, pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah mencairkan PMN tunai sebesar Rp 20 triliun untuk Jiwasraya. Dana segar itu diterima oleh Holding BUMN Asuransi dan Penjaminan atau Indonesia Financial Group (IFG).

Pemberian PMN ditandai dengan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 102 tahun 2021 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia.

Hanya saja, anggaran itu tak sesuai dengan angka yang diajukan dan disetujui sebelumnya yakni Rp 22 triliun. "Persetujuan Rp 22 triliun, tapi cair Rp 20 triliun, kruang Rp 2 triliun, jadi tambah Rp 1 triliun lagi, jadi kurang Rp 3 triliun," ucap dia.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement