JAKARTA - Seorang anak pejabat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) bikin heboh. Dirinya diketahui menjadi tersangka pengeroyokan seseorang di Jakarta Selatan.
Korban berinisial CDO pun terluka parah dan harus menjalani perawatan intensi di rumah sakit. Korban sendiri merupakan anak dari seorang petinggi GP Ansor.
Okezone pun merangkum fakta-fakta menarik terkait kasus anak pegawai Pajak yang bikin semua orang geram termasuk pimpinan kantor ayahnya bekerja, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan petinggi DJP.
1. Kronologi Kasus
Adapun salah satu akun Twitter yang mengunggah dugaan kasus penganiayaan itu adalah @LenteraBangsaa. Disebutkan, peristiwa itu terjadi pada Senin, 20 Februari 2023 kemarin.
Awalnya, korban diajak bertemu oleh pelaku, yang mana pelaku membawa mobil Jeep Rubicon warna hitam. Saat bertemu, pelaku bersama 2 temannya mengajak korban ke sebuah gang hingga akhirnya dianiaya pelaku.
Baca Juga: Buntut Anak Pejabat Pajak Pamer Kemewahan, Stafsus Sri Mulyani Singgung Korupsi
"Korban mengalami luka serius bagian muka sebelah kanan, kemudian dilarikan ke RS Medika oleh ayah teman korban," tulisnya.
Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Ade Ary membenarkan kasus dugaan pengeroyokan yang dialami CDO tersebut oleh anak pejabat negara.
Bahkan, terduga pelaku pengeroyokan juga telah diamankan oleh polisi. "Sudah. Masih didalami, korban belum bisa dimintain keterangan," katanya.
2. Tersangka Anak Pegawai Pajak
Rafael Alun Trisambodo merupakan ayah dari tersangka. Diketahui bahwa dirinya merupakan pejabat di Kantor Wilayah Administrasi Perpajakan Jaksel.
Sebelumnya, dirinya pernah menjabat Direktur Cabang Intelijen dan Penyidikan Kanwil DJP I Jawa Tengah.
Selain itu, Rafael pernah juga menjabat sebagai Kepala Penelitian Penagihan Pajak dan Penagihan Pajak Kanwil DJP Jawa Timur I.
3. Bikin Marah Sri Mulyani
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati buka suara soal kasus penganiayaan yang dilakukan anak pejabat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) terhadap seorang pria di Jakarta Selatan.
"Tadi malam saya mendapat laporan mengenai kejadian tersebut yang ramai beredar di media sosial," ujar Sri.
Dirinya pun menginstruksikan Tim Kementerian Keuangan untuk segera melakukan beberapa langkah. Pertama, Kemenkeu mengecam tindakan kekerasan dan penganiayaan yang dilakukan dan mendukung penanganan hukum secara konsisten oleh instansi yang berwenang.
"Kemenkeu mengecam gaya hidup mewah yang dilakukan oleh keluarga jajaran Kemenkeu yang menimbulkan erosi kepercayaan terhadap integritas Kemenkeu dan menciptakan reputasi negatif kepada seluruh jajaran Kemenkeu yang telah dan terus bekerja secara jujur, bersih dan profesional," tegas Sri.