JAKARTA - Entitas usaha Harita Group, PT Trimegah Bangun Persada (TBP) disebut akan melaksanakan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Trimegah Bangun Persada diperkirakan melantai di bursa dengan emisi jumbo senilai Rp9 triliun.
BACA JUGA:
Terkait kabar tersebut, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan bahwa, saat ini memang ada perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan nikel yang sudah masuk dalam pipeline IPO.
BACA JUGA:
Namun, Nyoman tidak menyebutkan nama perusahaan tersebut.
“Yang berhubungan dengan pertambangan nikel dan electric vehicle sudah ada di pipeline. Tapi saya gak boleh ngomongin nama ya,” kata Nyoman saat ditemui di Gedung BEI, Jumat (10/3/2023).
Dalam proses IPO perusahaan tersebut, kata Nyoman, pihaknya telah melakukan kunjungan atau site visit, serta meminta penjelasan lebih lanjut kepada perusahaan tersebut.
“Dan kami menunggu beberapa persetujuan dari ESDM,” imbuhnya.
Melansir Financial Times, Harita Group pada pekan ini telah melakukan roadshow terkait rencana pencatatan saham anak usahanya tersebut.
Adapun, dana IPO yang ditargetkan sebesar USD600 juta atau sekitar Rp9 triliun.
Sebagai informasi, Trimegah Bangun Persada merupakan perusahaan tambang dan hilirisasi nikel di Pulau Obi.
Kawasan Industri Obi sendiri menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) berdasarkan Peraturan Presiden No. 109 tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Lebih lanjut, pelaksana PSN Kawasan Industri adalah PT Trimegah Bangun Persada bersama tenan atau perusahaan afiliasi yang telah beroperasi, yakni PT Gane Permai Sentosa, PT Halmahera Jaya Feronikel dan PT Megah Surya Pertiwi, termasuk perusahaan partner perusahaan yang lain yakni, PT Halmahera Persada Lygend.
Perusahaan berkomitmen untuk melakukan optimalisasi nilai tambah sumber daya nikel dan memberikan manfaat optimal bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, masyarakat di sekitar wilayah operasional, pemegang saham, dan ribuan karyawan yang sebagian besar berasal dari wilayah setempat.
(Zuhirna Wulan Dilla)