JAKARTA - Harga minyak dunia tergelincir hingga 4% pada Rabu (3/5/2023). Harga minyak memperpanjang penurunan tajam dari sesi sebelumnya. Penurunan terjadi setelah Federal Reserve AS menaikkan suku bunga dan investor khawatir tentang melemahnya ekonomi global yang dapat mengurangi permintaan energi.
Brent berjangka turun USD2,99 (4%) menjadi USD72,33 per barel, penutupan patokan global terendah sejak Desember 2021. Brent mencapai sesi terendah USD71,70 per barel, terendah sejak 20 Maret, dilansir Reuters, Kamis (4/5/2023).
Minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) terpangkas USD3,06 (4,3%) menjadi USD68,60. Sesi terendah WTI adalah USD67,95 per barel, terendah sejak 24 Maret. Sehari sebelumnya, kedua tolok ukur turun 5%, persentase penurunan harian terbesar sejak awal Januari.
Pada Rabu sore (3/5/2023), The Fed menaikkan suku bunga sebesar seperempat persentase poin atau 25 basis points (bps), menekan harga minyak karena para pedagang khawatir pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dapat menekan permintaan energi.
Tetapi The Fed juga mengisyaratkan akan menghentikan kenaikan lebih lanjut, memberikan waktu kepada pejabat untuk menilai dampak dari kegagalan bank baru-baru ini, menunggu penyelesaian kebuntuan politik atas plafon utang AS dan memantau inflasi.
Kekhawatiran sektor perbankan kembali menjadi sorotan pada hari Senin setelah regulator AS menyita First Republic, lembaga besar AS ketiga yang gagal dalam dua bulan, dengan JPMorgan Chase & Co setuju untuk mengambil USD173 miliar dari pinjaman bank, USD30 miliar dari sekuritas dan USD92 miliar deposito.