JAKARTA - Kendaraan logistik di Indonesia kini pakai Bahan Bakar Gas (BBG). Hal ini setelah perluasan konversi gas bumi untuk bahan bakar transportasi darat khususnya kendaraan logistik.
Perluasan BBG ini setelah PGN melalui anak usaha PT Gagas Energi Indonesia bekerjasama dengan PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir atau JNE untuk konversi BBG pada kendaraan logistik miliknya.
PGN menandatangani kerjasama Memorandum of Understanding antara Gagas dengan JNE, sosialisasi pemanfaatan BBG, serta test drive kendaraan berbahan bakar gas pada hari Selasa (16/5/2023).
Direktur Utama Gagas Muhammad Hardiansyah mengungkapkan, pihaknya siap menyediakan peralatan konversi BBG berupa converter kit untuk kendaraan JNE, pengecekkan kendaraan yang akan dikonversi BBG, dan penunjukan bengkel khusus untuk melakukan instalasi peralatan konversi BBG kendaraan milik JNE. Selain itu, Gagas juga menyediakan SPBG untuk pengisian di berbagai lokasi.
"Dengan sistem dual fuel (BBM BBG) maka kendaraan logistik dapat menempuh jarak yang lebih jauh dengan biaya energi yang lebih terjangkau. Sistem ini juga dapat dipakai dalam waktu yang bersamaan. Saat ini harga BBG hanya dibanderol Rp 4.500/liter setara pertalite," ujarnya.
Ia menuturkan, saat ini tabung gas yang tersedia untuk kendaraan berukuran 51 LWC atau setara dengan 12 liter setara premium (LSP) dan 60 LWC atau setara dengan 15 LSP. Tabung berukuran 60 LWC dapat diaplikasikan pada kendaraan seperti mobil logistik berbahan bakar bensin, estimasi mobil dapat menempuh jarak kurang lebih 150 – 160 Km untuk bahan bakar BBG saja. Apabila BBG habis ditengah jalan, maka otomatis pembakaran mesin akan beralih ke BBM sehingga aktifitas perjalanan tidak akan terganggu.
“Mudah-mudahan dapat berjalan sesuai dengan yang telah dicanangkan, sehingga BBG dapat dikonversikan untuk motor maupun mobil milik JNE. Kami sangat mendukung efisiensi dan pengurangan emisi dapat terwujud dari program kerjasama ini," ujarnya.
Menurutnya, dengan biaya investasi konversi yang cukup terjangkau sekitar Rp20 - Rp25 juta, JNE akan mendapatkan manfaat jangka panjang dengan efisiensi energi ditengah ketidakpastian harga energi dunia saat ini.
"Penggunaan BBG pada kendaraan logistik ikut berkontribusi dalam pemanfaatan energi alternatif yang lebih murah dan ramah lingkungan,” katanya.