Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

10 Fakta India dan China Krisis Lapangan Kerja

Mutiara Oktaviana , Jurnalis-Sabtu, 03 Juni 2023 |07:30 WIB
10 Fakta India dan China Krisis Lapangan Kerja
Lowongan Kerja (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - India dilanda krisis pekerjaan. Masyarakat yang punya gelar sarjana hingga S3 pun kesulitan mendapatkan pekerjaan di negara tersebut.

Selain di India, di China pun sama-sama sedang dilanda krisis lapangan kerja. China mencatat jumlah pengangguran kaum muda dengan rekor tertinggi. Hal ini pun menjadi tambahan tekanan pada perekonomi China.

Data menunjukkan pekerjaan perkotaan mencapai rekor 20,4% pada bulan April atau sekitar empat kali lipat tingkat pengangguran pada 16 hingga 24 tahun terakhir.

Berikut fakta yang dirangkum Okezone, Sabtu (3/6/2023) tentang India dan China krisis lapangan kerja.

1. India krisis lapangan kerja

India dilanda krisis pekerjaan. Masyarakat yang punya gelar sarjana hingga S3 pun kesulitan mendapatkan pekerjaan di negara tersebut.

Misalnya Sunil Kumar, penduduk negara bagian Haryana India memiliki dua gelar, sarjana dan master. Dirinya juga segera mendapatkan gelar ketiga dengan harapan mendapatkan pekerjaan yang baik di India.

“Saya belajar agar saya bisa sukses dalam hidup. Ketika kamu bekerja keras, kamu seharusnya bisa mendapatkan pekerjaan,” ujarnya dilansir dari CNN.

2. Punya gelar sarjana hingga S3 pun kesulitan mendapat kerja di India

Kumar saat ini memiliki pekerjaan, tetapi itu bukan dari yang dipelajari dan jelas bukan pekerjaan yang diimpikan.

Diketahui dirinya telah menghabiskan waktu pekerjaannya selama lima tahun terakhir dengan menyapu lantai sebuah sekolah di desanya, pekerjaan penuh waktunya ialah mengajar siswa. Dan secara keseluruhan, dia menghasilkan sekitar USD85 sebulan.

Kumar mengakui gaji yang didapatkannya tidak banyak. Apalagi perlu membiayai kedua orang tua yang sudah lanjut usia dan memiliki saudara perempuan.

3. Dirasakan oleh jutaan pemuda India 

Idealnya dia akan bekerja sebagai guru dan menggunakan gelar yang dimiliki. Namun malah sebaliknya.

“Saya harus melakukan pekerjaan manual hanya untuk bisa memberi makan diri saya sendiri,” ujarnya.

Situasi Kumar memang bukan sesuatu yang aneh, tetapi kesulitan dirasakan juga oleh jutaan pemuda India.

4. Jumlah pengangguran kaum muda di India meningkat tajam

Pengangguran kaum muda di negara ini meningkat tajam, sebuah perkembangan yang berisiko merusak perekonomian India.

Dengan status yang dengan negara terpadat di dunia telah mendorong harapan agar kaum muda untuk memajukan perkembangan ekonomi, ketika populasi China mulai berkurang dan menua. Tidak seperti China, populasi usia kerja India masih muda, tumbuh, dan diproyeksikan mencapai satu miliar selama dekade selanjutnya.

5. India khawatir tak ada cukup pekerjaan untuk para pemuda

Lagi lagi berbeda dengan China, di mana para ekonom khawatir jika tidak akan cukup pekerja untuk mendukung bertambahnya jumlah lansia, di India kekhawatirannya adalah tidak ada cukup pekerjaan untuk mendukung peningkatan jumlah pekerja.

Menurut Pusat Pemantauan Ekonomi India (CMIE) Sementara orang di bawah usia 25 tercatat lebih dari 40% dari populasi India, artinya hampir setengah dari mereka itu adalah 45,8% menganggur pada bulan Desember 2022, sebuah wadah pemikir independen yang berkantor di pusat, Mumbai, menerbitkan data pekerjaan lebih teratur dari pada pemerintah India.

Beberapa analis juga menggambarkan situasi tersebut kepada CNN sebagai “bom waktu”, memperingkatkan potensi kerusuhan sosial kecuali lebih banyak pekerjaan yang diciptakan.

Kumar dan pemuda India lain di posisi ini, tahu betul rasanya frustasi ketika tahu langkanya pekerjaan.

“Saya sangat marah karena saya tidak memiliki pekerjaan yang sukses terlepas dari kualifikasi dan pendidikan saya,” katanya.

6. China catat jumlah pengangguran kaum muda punya rekor tinggi

China mencatat jumlah pengangguran kaum muda dengan rekor tertinggi. Hal ini pun menjadi tambahan tekanan pada perekonomian China.

Data menunjukkan pekerjaan perkotaan mencapai rekor 20,4% pada bulan April atau sekitar empat kali lipat tingkat pengangguran pada 16 hingga 24 tahun terakhir.

“Gelembung perguruan tinggi ini akhirnya meledak. Momok setengah pengangguran adalah masalah lain yang harus dihadapi oleh kaum muda dan pembuat kebijakan China," ujar kata Profesor Sosiologi Universitas Columbia, Yao Lu, dilansir dari CNBC

7. China jadi rekor pengangguran terbesar kedua di dunia

Kaum muda China semakin mendapat tekanan dengan pertumbuhan ekonomi meredup. Hal ini membuat rekor pengangguran kaum muda di ekonomi terbesar kedua dunia tersebut.

Ketika pengangguran kaum muda di China meningkat ke rekor tertinggi, lulusan perguruan tinggi berikutnya terjebak dalam badai yang sama. Alhasil milenial di China dipaksa untuk mengambil pekerjaan bergaji rendah atau menetap untuk pekerjaan di bawah tingkat keahlian mereka.

“Perluasan pendidikan perguruan tinggi pada akhir 1990-an menciptakan gelombang besar lulusan perguruan tinggi, tetapi ada ketidaksejajaran antara permintaan dan pasokan pekerja berketerampilan tinggi. Ekonomi belum menyusul," kata Profesor Yao Lu.

8. Seperempat lulusan perguruan tinggi di China menganggur

Dalam sebuah makalah yang ditulis Lu bersama Xiaogang Li, seorang profesor di Universitas Xi'an Jiaotong. Diperkirakan setidaknya seperempat lulusan perguruan tinggi di China menganggur, di atas meningkatnya tingkat pengangguran kaum muda.

“Semakin banyak lulusan perguruan tinggi mengambil posisi yang tidak sepadan dengan pelatihan dan kredensial mereka untuk menghindari pengangguran,” kata Lu.

9. Terdapat 3 juta lebih pemuda perkotaan China

Data Biro Statistik Tiongkok menunjukkan bahwa 6 juta dari 96 juta orang berusia 16 hingga 24 tahun dalam angkatan kerja perkotaan saat ini menganggur.

Dari angka tersebut, Goldman Sachs memperkirakan saat ini terdapat 3 juta lebih pemuda perkotaan yang menganggur dibanding periode sebelum pandemi Covid-19.

Ini kemungkinan akan membuatnya lebih mendesak bagi pemerintah China untuk bertindak.

“Prospek pekerjaan yang berkurang pasti dapat memicu ketidakpuasan di antara kaum muda, dan kegagalan yang dirasakan untuk memastikan kesejahteraan materi mereka dapat mengganggu kontrak sosial yang dimiliki Partai Komunis dengan orang-orang di China,” kata Direktur Pelaksana China Beige Book, Shehzad Qazi.

10. Dapat berdampak negatif untuk perekonomian China

Mengingat populasi China yang menua dan menurun akan mengurangi populasi yang aktif secara ekonomi, dampak dari pengangguran kaum muda dan setengah pengangguran berpotensi memiliki konsekuensi yang sangat negatif bagi perekonomian.

Sementara itu, China bukan satu-satunya masyarakat di dunia yang dilanda pengangguran milenial hingga dua digit. Hanya sedikit orang yang melihat skala masalah China, menurut statistik dari Organisasi Perburuhan Internasional.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement