JAKARTA - Program Kartu Prakerja telah diimplementasikan di 514 kabupaten/kota serta ditargetkan menjangkau 1 juta peserta dengan total anggaran Rp4,37 triliun. Namun dalam merealisasikan dijumpai banyak tantangan dalam pelaksanaannya.
Direktur Eksekutif Prakerja Denni Puspa Purbasari menilai, setiap program pemerintah pasti tersedia celah untuk dimanfaatkan oleh orang-orang tak bertanggung jawab, tidak terkecuali Prakerja.
Penyalahgunaan program seperti joki tes Prakerja oleh oknum menjadi salah satu kendala yang dialami Pemerintah untuk menyebarluaskan manfaat Prakerja kepada masyarakat.
Saat ini, Manajemen Pelaksana Prakerja hanya mampu untuk meminimalisir kemungkinan serta berusaha untuk menutupi celah tersebut dengan memanfaatkan sistem keamanan menggunakan teknologi Face Recognition atau Biometrik Wajah, serta otorisasi kode melalui nomor telepon peserta.
Selain itu, tantangan lain yang dihadapi tim Prakerja yakni adanya keterbatasan akses digital di 16 daerah di wilayah Papua. Kurang meratanya digitalisasi tersebut membuat Prakerja belum mampu menjangkau masyarakat di wilayah paling timur Indonesia tersebut.
Manajemen Pelaksana menjawab permasalahan itu dengan memanfaatkan jejaring alumni Prakerja yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dengan solidaritas tersebut, para alumni turut membantu menjangkau daerah pelosok yang masih minim akan akses digitalisasi.
Masih ada waktu beberapa bulan ke depan kita akan benar-benar dengan kegigihan untuk mencari teman-teman Prakerja yang daftar dari 16 kabupaten di Papua. Demikian dikutip dari Antara, Senin (19/6/2023).
Meski demikian, alumni Prakerja merasa Skema Normal pada program Prakerja tahun ini lebih efektif dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Mereka menilai, dengan tersedianya banyak pelatihan offline atau luring, proses pembelajaran bisa lebih interaktif dan efektif.
Amin, salah satu pedagang cakwe, sekaligus alumni Prakerja tahun 2020, menilai para peserta saat ini lebih dimudahkan dengan adanya skema tatap muka dalam proses pembelajaran Prakerja. Berbeda dengan dulu saat ia mengikuti Prakerja secara daring karena terhalang pandemi COVID-19.
Pada kesempatan yang sama, Menko Airlangga meyakinkan para alumni bahwa Prakerja akan tetap dilanjutkan. Bahkan, Program Kartu Prakerja terus dikembangkan, salah satunya melalui skill week yang bisa diikuti oleh alumni Prakerja untuk terus mengembangkan ilmunya.
Bagaimanapun juga Indonesia saat ini mempunyai bonus demografi yang mampu menjadi peluang utama untuk keluar dari middle income trap (MIT). Namun, di balik bonus demografi tersebut, SDM yang dimiliki perlu dipacu lagi produktivitasnya. Salah satu upaya yang mampu dilakukan untuk meningkatkan produktivitas adalah melalui program Kartu Prakerja.
(Feby Novalius)