Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Produksi Karet Kian Turun, Pengusaha Singgung Jalur Impor

Advenia Elisabeth , Jurnalis-Rabu, 21 Juni 2023 |16:29 WIB
Produksi Karet Kian Turun, Pengusaha Singgung Jalur Impor
Ekspor Indonesia. (Foto: Reuters)
A
A
A

JAKARTA - Pengusaha karet mengungkapkan, produksi karet dalam negeri terus mengalami penurunan sejak 2017 silam. Imbasnya, aktivitas ekspor jadi menurun.

Executive Director Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo), Erwin Tunas mengatakan, rata-rata penurunan ekspor tiap tahunnya sebesar 10%. Diprediksi, hal tersebut akan berlanjut di tahun ini.

 BACA JUGA:

"Iya memang, ekspor karet mengalami penurunan, jadi rata-rata hampir kena 10% tiap tahun sejak 2017. Waktu pertama kali tahun 2017 kita ekspor itu sekitar 3,3 juta ton, tahun 2022 turun menjadi sekitar 2,1 juta ton, kemudian diprediksi tahun ini akan sulit dipertahankan bahkan akan menurun. Mungkin turunnya bisa 10% lagi atau sekitar 1,8 juta ton," ujar Erwin saat ditemui MNC Portal di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (21/6/2023).

Lebih lanjut dia menuturkan, karena Indonesia tidak bisa memenuhi perjanjian kontrak ekspor dengan para buyer, maka mah tidak mau melakukan importasi karet dari negara lain agar kebutuhan industri di dalam negeri tetap berjalanan dan perjanjian kontrak bisa diteruskan.

Adapun jumlah karet yang diimpor tiap tahun, sebanyak 100 ribu ton.

"Gini, posisi kontrak kita kalau kita lagi nggak match, karena kontraknya kan sistemnya itu adalah long term, jadi kita selalu melakukan long term kontrak yang artinya kita udah terikat pada buyer, misalnya, di bulan Juli kita itu harus ekspor berapa, Agustus berapa, September berapa. Tanda tangan kontrak itu harus dibuat pada bulan April itu untuk membuat sampai dengan Desember. Nah pada saat kita lihat ternyata pada saat Oktober apa yang kita perkirakan kita pikir bisa penuhi ternyata tidak ada jadi otomatis kita cari kontrak lain atau impor, gitu," terang Erwin.

Erwin menambahkan, negara pemasok karet untuk Indonesia bervariasi, namun sebagian besar dari Afrika. Kendati demikian, dia menilai, ketergantungan Indonesia dengan Afrika ini tidak bisa diharapkan dalam waktu yang lama, sebab banyak Industri China yang berinvestasi di Afrika, sehingga secara tidak langsung produksi karet di Afrika akan dipasok untuk China.

"Tapi memang ke depannya tidak bisa diharapkan langgeng, karena banyak industri di China pun investasi langsung di sana (Afrika), untuk mengolah jadi bahan baku industri juga," pungkasnya.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement