Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ternyata Ini Sosok Pemilik Miniso, Punya Harta Rp34 Triliun

Rina Anggraeni , Jurnalis-Rabu, 28 Juni 2023 |16:04 WIB
Ternyata Ini Sosok Pemilik Miniso, Punya Harta Rp34 Triliun
Ilustrasi (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA-Ternyata ini sosok pemilik Miniso menarik untuk diulas. Perusahaan ritel ini tersebar di beberapa negara termasuk Indonesia.

Miniso memperlihatkan penciptaan gaya hidup baru dengan mengedepankan apa yang disebut fashion atau kepribadian. Serta menawarkan produk yang bagus dan unik kepada konsumen. Pada saat yang sama, Miniso Tidak akan mempertimbangkan bahwa merek-merek populer harus menaikkan nilainya.

Sebaliknya, ia berdiri di sudut pandang konsumen ketika mengembangkan produk, yaitu - kembali ke esensi, dan kembali ke alam, menjadikan produknya lebih modis, lebih dapat diandalkan dengan harga lebih murah. Hal ini membuat orang penasaran siapa pemilik Miniso.

Ternyata ini sosok pemilik Miniso bernama Ye Guofu. Nama Ye dalam bahasa Mandarin berarti kaya. Penduduk asli provinsi Hubei ini memiliki awal yang sederhana, seperti banyak pengusaha lain di generasinya. Dia mulai bekerja di pabrik pipa baja.

Namun, mulai naiknya permintaan barang konsumsi di China membuat Ye terjun ke bisnis perdagangan, mencoba menjual barang dari keramik hingga kosmetik dan aksesoris.

Dia mendapatkan inspirasi untuk Miniso saat berlibur bersama keluarganya di Jepang pada tahun 2013.Hingga membuat perusahaan ritel ini memiliki lebih dari 4.200 toko di lebih dari 80 negara dan wilayah.

Ye memegang gelar dari Universitas Ekonomi dan Hukum Zhongnan. Dia memiliki harta kekayaan sebesar USD2,3 miliar atau senilai Rp34,040 Triliun jika kurs rupiah Rp14.800 pada 2023.

MINISO melantai di bursa saham New York Stock Exchange, Amerika Serikat. MINISO Group Holding Ltd. yang berbasis di Guangdong, China ini memperoleh dana US$ 608 juta atau Rp 8,96 triliun dari penawaran umum perdana di New York,

Sebagai pendiri dan CEO MINISO, Ye Guofu mengumpulkan penguasaan luar biasa dalam mode trendi selama periode transformasi ekonomi Tiongkok.

Serta memanfaatkan peluang untuk meningkatkan pola konsumsi kualitas sosial, menghadirkan model bisnis baru di Tiongkok. Ini hampir memonopoli arus offline Tiongkok pelanggan.

Ye Guofu menilai bahwa pernyataan “semakin tinggi harganya, semakin baik kualitasnya” adalah satu-satunya alasan bagi perusahaan tersebut untuk menemukan cara menjual produk dengan harga tinggi. Di era ini, sebenarnya nilai sebuah brand harus bermanfaat bagi jutaan orang ketimbang memberikan layanan kepada kaum bangsawan dan orang kaya.

(RIN)

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement