JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menantang industri asuransi dan reasuransi untuk melakukan inovasi.
Apakah asuransi dan reasuransi sudah siap?
BACA JUGA:
“Dengan menciptakan suatu platform yang menjadi pusat kegiatan dalam industri asuransi dan reasuransi, harapannya kami sudah turut serta dalam pergerakan revolusi di industri asuransi dan reasuransi Indonesia," kata Direktur Pengembangan dan Teknologi Informasi PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) Beatrix Santi Anugrah dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Senin (21/8/2023).
Reasuransi Indonesia Utama atau Indonesia Re mempunyai layanan host to host RIU Connect. Pengembangan ini ditujukan kepada perusahaan-perusahaan asuransi mitra (ceding), baik yang sedang menjalin kerja sama ataupun yang telah bekerja sama dengan Indonesia Re.
BACA JUGA:
"Layanan ini diharapkan mampu mengoptimalkan serta memberikan nilai tambah dalam kerja sama dengan para ceding," katanya.
Gagasan untuk menciptakan suatu ekosistem yang menyeluruh, yang dapat memberikan dukungan menyeluruh bagi operasional ceding dan Indonesia Re sendiri tertuang dalam layanan RIU Connect yang dirancang dengan tujuan untuk mempercepat proses offer dan klaim oleh perusahaan ceding.
"Bersama dengan Asuransi Tokio Marine Indonesia kami saling berkolaborasi dan meningkatkan layanan teknis," katanya.
Sebelumnya, industri asuransi dan reasuransi harus diperkuat. Hal itu untuk menjaga stabilitas ekonomi di Indonesia.
"Keberlanjutan dari industri asuransi perlu diperkuat dari berbagai arah. Dengan memperkuat stabilitas keuangan dan juga memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia," kata Luhut dalam sambutan virtual Indonesia Re International Conference 2023 (IIC 2023), Selasa 4 Juli 2023.
BACA JUGA:
Adapun langkah yang perlu dilakukan kata Luhut yakni asuransi perlu melakukan inovasi dalam mengembangkan produk yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Kemudian industri asuransi juga harus bisa mengadopsi teknologi moderen seperti Artificial Intelligence, Data Analytics, dan digital platform yang bisa meningkatkan efisiensi operasional perusahaan.
Serta juga meningkatkan tata kelola khususnya dalam manajemen risiko yang dijalankan perusahaan untuk tetap menjaga stabilitas perusahaan.
Selain itu, Luhut menekankan pentingnya peningkatan industri asuransi maupun reasuransi dinilai harus selaras dengan kekuatan literasi asuransi di sisi publik.
"Dilakukan secara periodik setiap bulan, aspek ini menjadi titik yang penting untuk dilakukan. Jika tidak, maka peningkatan asuransi tidak bisa didapatkan, kita perlu menginformasikan lebih banyak orang," katanya.
Adapun terkait peningkatan stabilitas keuangan, Luhut mengatakan industri asuransi perlu menekan tingkat risiko dari tantangan dan menodorong pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor hingga akhirnya menjamin kesejahteraan masyarakat.
"Saya mengajak semuanya yang hadir untuk mempertegas komitmen kita untuk membangun kekuatan industri asuransi di Indonesia bersama-sama," katanya.
(Zuhirna Wulan Dilla)