Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pertalite Dihapus 2024, Wapres: Pola Pemberian Subsidi Dikaji

Binti Mufarida , Jurnalis-Kamis, 31 Agustus 2023 |19:51 WIB
Pertalite Dihapus 2024, Wapres: Pola Pemberian Subsidi Dikaji
Wapres merespons rencana penggantian Pertalite ke Pertamian Green 92 (Foto: Setwapres)
A
A
A

JAKARTAPertamina berencana mengganti BBM jenis Pertalite dengan Research Oktan Number (RON) dihapus tahun depan atau 2024. Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan bahwa saat ini sedang dikaji mengenai pola pemberian subsidi.

Pasalnya, BBM Pertalite masih diberikan subsidi oleh pemerintah. Salah satu opsinya yakni tidak memberikan subsidi bukan pada komoditasnya, namun langsung pada orang yang berhak.

“Ya, saya kira memang itu kan masih subsidi kita, jadi sedang dipikirkan (dikaji) lah supaya kita terus tetap mensubsidi tetapi subsidi itu nanti diberikan kepada si orangnya. Tidak pada komoditinya, barangnya, jadi perlu merubah pola pemberian subsidi,” kata Wapres usai menghadiri acara di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Kamis (31/8/2023).

Diketahui, PT Pertamina (Persero) akan merilis BBM Pertamax Green 92 yang merupakan percampuran antara Pertalite dengan etanol sebanyak 7% sehingga RON semula 90 naik ke 92.

Wapres pun mengatakan jika pola perubahan subsidi tetap pada komoditasnya, dikhawatirkan yang menikmati justru bukan yang berhak. “Sebab kalau kepada komoditi, kepada barangnya itu yang menikmati justru bukan yang berhak kira-kira begitu. Itu sebenarnya. Untuk mengalihkan seperti itu, subsidi diberikan kepada orang bukan barang,” katanya.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati pun telah meminta dukungan peluncuran BBM terbaru tersebut ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Apalagi, berdasarkan aturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan bahwa BBM yang boleh dijual di Indonesia sejatinya paling minim yakni 91.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement