Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

ASEAN Punya Potensi Pasar Besar, Menteri Teten: Unggul di Produk Pangan

Anggie Ariesta , Jurnalis-Jum'at, 01 September 2023 |12:57 WIB
ASEAN Punya Potensi Pasar Besar, Menteri Teten: Unggul di Produk Pangan
MenkopUKM Teten Masduki sebut produk ASEAN punya potensi besar. (Foto: MPI)
A
A
A

JAKARTA - Menteri Koperasi dan Usaha, Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki menyebut pentingnya memproduksi produk-produk unggulan dari negara ASEAN.

Menurut Teten, dengan punya pangsa pasar yang besar, maka perlu bagi ASEAN untuk meningkatkan daya saing demi kepentingan pertumbuhan domestik dan kawasan.

 BACA JUGA:

"Saya kira ASEAN punya potensi pasar yang besar ya, dengan populasi penduduk sekitar 679 juta atau 8% penduduk dunia," kata Teten dalam peresmian ASEAN Weekend Market, Jumat (1/9/2023).

Teten lantas membeberkan data bahwa nilai pertumbuhan ekonomi dunia yaitu 3,1%. Salah satu juaranya termasuk indonesia dalam 7 triwulan terus tumbuh diatas 5% dan ini luar biasa. Adapun di negara G20, ASEAN, Indonesia itu bersama India, China bisa tumbuh di atas 5,2%.

 BACA JUGA:

"ASEAN bukan hanya kaya dengan produk-produk berbasis kreativitas seperti fashion, culinary, craft, tapi ASEAN juga unggul untuk produk pangan dunia, pertanian dan perikanan," tegas Teten.

Pada tahun 2019, lanjut Teten, produk di sektor perikanan asean menyumbangkan 21,9% dari total produksi perikanan dunia dan diprediksi akan meningkat lebih dari 5% pada tahun 2025.

Rempah-rempah, yang menurut Teten juaranya di negara ASEAN. Dari sisi kuliner, sudah cukup terkenal di dunia adalah Thailand dan Vietnam, Indonesia kaya tapi belum go global. ASEAN juga menjadi epicentrum ekonomi digital dunia.

"Pangsa pasar ekonomi digital ASEAN pada tahun 2022 mencapai USD200 miliar naik menjadi USD330 miliar pada tahun 2025 nanti dan diproyeksikan mencapai USD1 triliun pada tahun 2030. Indonesia sendir diperkirakan sudah mencapai USD77 miliar pada tahun 2022 atau setara dengan 40% pangsa pasar ekonomi digital ASEAN," jelas Teten.

Nilai ini diperkirakan akan terus tumbuh mencapai USD360 miliar pada tahun 2030, melampaui Vietnam sebesar USD120 miliar, Thailand USD100 miliar dan Singapura USD40 miliar.

Karena itu, mendorong platform bersama asean menjadi sebuah kebutuhan menuju ekonomi asean lebih inklusif dan berkelanjutan ke depan.

"Nilai ekspor udang negara-negara asean sekitar 16,5% dari total ekspor dunia yang sebagian besar berasal dari Indonesia, Vietnam, Thailand, kondisi serupa juga untuk produk rumput laut yang tersebar sepanjang garis pantai Indonesia dan Filipina," jelasnya.

Tidak hanya perikanan, ASEAN juga sentra produksi buah-buah tropis dan pertanian, nanas misalnya sekitar 27%, produksi nanas dunia bersumber dari negara-negara di ASEAN. Filipina 2,7 juta ton, Indonesia 2,4 juta ton dan Thailand 1,5 juta ton dan ini semua melibatkan para pelaku UMK.

"Tantangan berikutnya adalah bagaimana menyiapkan ekosistem usaha yang menumbuhkan dan memudahkan pelaku usaha mikro dan kecil di sektor pertanian dan perikanan untuk tumbuh dan naik kelas dnegan berkoperasi dan kemitraan rantai pasok," kata Teten.

 BACA JUGA:

Di sinilah peran ASEAN menjadi strategis sebagai platform bersama untuk memperkuat ekosistem inter dan antar UMKM koperasi di ASEAN.

"Belum kita bicara soal kopi, Indonesia pemain nomor 3 dunia, kalau kita gabung dengan Vietnam kita bisa jadi nomor 2 dunia," imbuhnya.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement