JAKARTA - Harga emas berjangka anjlok ke level terendah dalam tiga minggu pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Harga emas dunia menghentikan kenaikan dua sesi berturut-turut, karena penguatan dolar Amerika Serikat (AS) memberikan tekanan terhadap logam mulia ketika para pedagang menunggu data inflasi AS terbaru.
Dilansir dari Antara, Rabu (13/9/2023), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di Divisi Comex New York Exchange, merosot USD12,1 atau 0,62% menjadi USD1.935,10 per ounce.
Indeks dolar, yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, naik 0,2% menjadi 104,72 pada perdagangan Selasa (12/9). Sejak mencatat level terendah tahun ini pada 13 Juli, indeks dolar AS telah naik lebih dari 4,0%, menurut data FactSet.
Prospek kenaikan suku bunga lagi dari Federal Reserve pada pertemuan November juga melemahkan harga emas. Investor juga menunggu indeks harga konsumen (IHK) AS untuk Agustus, yang merupakan ukuran utama inflasi, yang akan dirilis pada Rabu waktu setempat. Prospek inflasi dan suku bunga AS tetap tinggi, menunjukkan adanya tekanan yang lebih besar terhadap harga emas dalam beberapa bulan mendatang.