JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir secara terang-terangan menyampaikan akan kembali melakukan pembubaran atau penutupan anak dan cucu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hingga 2024. Aksi perampingan diungkap saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI.
Dia mencatat, total anak dan cucu BUMN mencapai 173 perusahaan, namun tidak semua efisien alias sakit. Bahkan beberapa perusahaan justru menggerogoti keuntungan induk usahanya.
Karena itu, Kementerian BUMN akan melakukan kajian atau review sebelum mengambil opsi penutupan.
“Dan tentu kita komitmen menutup anak-cucu BUMN yang tidak diperlukan. Jumlah 173 ini saya rasa Pak Sesmen kita harus review lagi, dan para Wamen saya rasa waktunya masih ada, kalau kita bisa menutup lagi memang anak cucu yang tadi, kita sepakati jangan menjadi justru cantolan dari perusahaan holding yang sehat,” ujar Erick saat rapat kerja (raker) bersama Komisi VI, Kamis (14/9/2023).
Dia memandang, ketergantungan anak-cucu terhadap induk perusahaan justru tidak efisien secara bisnis. Apalagi ketergantungan itu justru dilakukan oleh perusahaan yang sakit-sakitan atau melulu merugi.
“Menjadi sesuatu yang akhirnya tidak bisa merata, yang akhirnya juga tidak membuat efisien BUMN tersebut. Terlepas daripada kesehatan yang hari ini sudah terjadi. Nanti saya coba komit disitu,” ucapnya.
“Karena memang, kembali keterkaitan daripada proyek-proyek itu, kalau terus di-anak-cucu-kan akhirnya tidak efisien juga. Kalau memang diperlukan, oke, tetapi kalau tidak diperlukan sebaiknya memang kita terus kurangi,” kata Erick/
Sejalan dengan langkah penyehatan perusahaan, Erick mengungkap adanya keberhasilan restrukturisasi BUMN. Berbeda dengan penutupan atau pembubaran perusahaan, upaya ini diambil untuk menyelamatkan perusahaan pelat merah.
(Feby Novalius)