JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) melalui anak usahanya PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) melakukan pengadaan rangkaian KRL baru. Pengadaan kereta baru ada yang dari lokal dan Jepang.
Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Usaha KAI John Robertho mengatakan, pengadaan rangkaian dilakukan melalui PT INKA sebanyak 24 trainset dan 3 trainset baru diimpor dari Jepang.
KCI pun membutuhkan biaya sekitar Rp5,7 triliun untuk pembelian 24 trainset KRL baru dari INKA hingga 2027 secara bertahap. INKA dan KAI Commuter sudah menandatangani kontrak pengadaan 16 trainset KRL baru dengan nilai kontrak sebesar Rp4 triliun.
Sesuai kontrak tersebut, 16 trainset ini akan selesai dibuat pada 2025-2026. Sementara sisa kebutuhan KRL baru dari INKA akan dipenuhi pada 2027 sebanyak 8 trainset dalam kontrak yang berbeda.
Kemudian untuk pembelian 3 Impor KRL dari Jepang, KAI membutuhkan biaya sebesar Rp676,8 miliar. Di mana KRL impor ini rencananya datang ke Indonesia pada 2024.
"Untuk pembelian kereta Jepang 3 trainset itu Rp676,8 miliar," katanya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI, dikutip Rabu (20/9/2023).
Adapun berdasarkan materi paparannya, tertulis bahwa harga satu unit KRL buatan Inka seharga Rp19,95 triliun. Sementara untuk 1 trainset KRL tersebut sebanyak 12 unit kereta dengan harga Rp239,375 miliar. Jadi total biaya yang dibutuhkan KAI untuk membeli 24 trainset Inka sebanyak Rp5,7 triliun.
Kemudian berdasarkan Price Proposal JR East tanggal 30 Juni 2023 untuk impor KRL dari Jepang 1 unit kereta membutuhkan biaya sebesar Rp18,8 miliar dengan asumsi kurs 1 Yen=Rp104,44.
Sementara untuk 1 trainset KRL tersebut sebanyak 12 unit kereta sebesar Rp225,6 miliar. Jadi total biaya yang dibutuhkan KAI untuk membeli 3 trainset KRL dari Jepang sebanyak Rp676,8 triliun.
Adapun jika dilakukan perbandingan antara harga KRL buatan Inka dan harga KRL impor dari Jepang. Dimana terdapat selisih biaya sebesar Rp13,77 miliar per trainset.
(Feby Novalius)