JAKARTA - Daerah memanfaatkan biomassa untuk bahan bakar PLTU. Hal ini ditandai dengan PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) menandatangani kesepakatan bersama dengan PT Palma Banna Mandiri dan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang tentang sinergi pengembangan dan pengelolaan biomassa berbasis pemanfaatan sumber daya setempat.
Direktur Biomassa PLN EPI Antonius Aris Sudjatmiko menerangkan, pihaknya selalu bergerak dengan mitra lokal dalam penyediaan biomassa untuk co-firing PLTU. Bicara soal biomassa tidak akan bisa lepas dari peran serta masyarakat lokal.
"Mulai dari penyemaian, penanaman, perawatan, pemanenan, pengumpulan, hingga pengiriman ke PLTU pasti akan melibatkan masyarakat," katanya dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Rabu (25/10/2023).
Dia menerangkan, ada tiga unsur utama terkait biomassa. Masing-masing adalah lahan, pupuk, dan tenaga kerja.
Terkait lahan, Aris menegaskan, lahan yang ditanami tanaman multifungsi bukanlah lahan produktif sehingga tidak berkompetisi dengan area produktif yang sudah ada. Skema yang digunakan bisa tumpang sari atau pemanfaatan lahan kritis.
Di sisi lain ia menjelaskan jika pada prinsipnya semua jenis limbah tanaman bisa menjadi sumber biomassa. Mulai dari sekam dan jerami padi, bagas tebu, ranting dan dahan kayu, bonggol jagung, dan lain sebagainya.
Terkait pupuk, lanjutnya, akan dikerjasamakan dan bersinergi dengan mendampingi masyarakat dalam pembuatan dan pemanfaatan pupuk organik fly ash bottom ash (FABA).
Menurutnya, masyarakat bisa memproduksi pupuk organik dari bahan baku FABA dengan kotoran ternak, limbah pertanian, perkebunan dan limbah-limbah lain-lain.
Sementara Direktur Palma Banna Mandiri Nazaruddin Ibrahim mengatakan, sebagai mitra pemasok, jika biomassa mampu menjadi nilai tambah bagi masyarakat bahkan membuka lapangan pekerjaan baru.
Menurut Nazar, guna memenuhi kebutuhan biomassa untuk PLTU Pangkalan Susu dan Nagan Raya, pihaknya melibatkan masyarakat dalam hal pengumpulan bahan baku.
"Program biomassa ini tidak hanya jadi solusi Nett Zero Emission namun juga menambah penghasilan masyarakat," ucap Nazar.
Dia melanjutkan, di tahap awal ini pihaknya bekerjasama dengan tiga koperasi di Desa Kaloy, Aceh Tamiang. Ditargetkan, lahan seluas 3.500 hektare akan ditanami berbagai tanaman. Di antaranya, kata Nazar, tanaman yang disiapkan untuk jadi sumber biomassa. Misalnya kaliandra, indigofera, dan lain sebagainya.
"Total lahan yang akan kami tanami ke depan sekitar 13.500 hektar yang tersebar di Aceh Tamiang, Aceh Timur, Langsa, dan Aceh Barat Daya," sambungnya.
Nazar meyakini, melihat besarnya manfaat yang dirasakan, akan makin banyak wilayah yang bakal bekerjasama terkait pemanfaatan untuk tanaman biomassa. Selain penanaman, Nazar juga melakukan penyemaian benih di wilayah Langsa. Menurutnya, penyemaian dan penanaman tanaman multifungsi terinspirasi dari program yang sudah dijalankan PLN EPI di wilayah Gunungkidul, DIY.
"Bisa jadi ke depan tidak hanya 13.500 hektare yang dikerjasamakan namun bertambah banyak seiring dengan semakin diketahuinya manfaat program Co-Firing PLN," katanya.
(Dani Jumadil Akhir)